Breaking News

Sumut Terkini

Murid SMAN 7 Binjai Demo, Kepsek Sebut Gegara Razia Handphone dan Akui Anggotanya Pungli Dana PIP

Lanjut Khaidir, pihaknya menemukan video asusila dibeberapa handphone milik murid SMAN 7 Binjai.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/NASRUL
Suasana SMAN 7 Binjai yang berada di Jalan Sawi, Kelurahan Paya Roba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara, Rabu (6/11/2024).  

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI- Kepala Sekolah SMAN 7 Binjai, Khaidir mengungkapkan apa yang menjadi pemicu muridnya menggelar aksi demo pada, Selasa (5/11/2024) pagi. 

"Mula kami melakukan razia handphone murid, karena di handphone mereka gawat-gawat kali, jadi marah mereka karena razia handphone," ujar Khaidir saat dikonfirmasi, Rabu (6/11/2024). 

Lanjut Khaidir, pihaknya menemukan video asusila dibeberapa handphone milik murid SMAN 7 Binjai.

Tak hanya itu ditemukan juga saling tukar foto bugil, siswa yang tergabung geng motor, dan judi online. 

"Jadi ditunjukkan sama polisi yang hadir semalam," ujar Khaidir. 

Namun saat diminta wartawan bukti beberapa dokumentasi, Khaidir tak mau memberikan dengan alasan privasi. 

Meski wartawan sudah mengatakan, jika dokumentasi itu bukan untuk disebarluaskan apalagi dipublikasi. 

"Karena ada privasi jadi tidak bisa kami kasih tau, sudah kami kasih tau ke pihak kepolisian," ucap Khaidir. 

Murid di SMAN 7 Binjai menggelar aksi demo di sekolahnya pada, Selasa (5/11/2024) pagi.
Murid di SMAN 7 Binjai menggelar aksi demo di sekolahnya pada, Selasa (5/11/2024) pagi. (TRIBUN MEDAN/HO)

Kepala SMAN 7 Binjai ini juga mengaku jika orangtua murid tak ada yang merasa keberatan, malah mengucapkan terimakasih. 

Sedangkan itu, Khaidir juga menyinggung soal masalah dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang disebut-sebut dalam tuntutan murid pada aksi demo tersebut. 

"Siapa yang berani mengguit. Katanya ada kena administrasi Rp 50 ribu. Jadi ada anggota yang jahat yang awak tak tau mengutip Rp 50 ribu ke murid," kata Khaidir. 

Artinya Khaidir mengaku, jika ada anggotanya yang melakukan aksi pengutipan liar (Pungli) 

Anehnya di tengah-tengah sesi wawancara, nyelonong beberapa orang menjumpai Khaidir mengenakan pakaian dinas Pemprovsu berwarna putih. Wawancara yang dilakukan wartawan pun terputus. 

Padahal, secara etika harusnya Khaidir menyelesaikan wawancara dengan wartawan, baru setelahnya berjumpa dengan orang lain. 

Alhasil para awak media pun kecewa dan meninggalkan Khaidir. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved