Berita Olahraga

Hardodi Sihombing akan Fokus Menjadi Pelatih setelah Mendulang Prestasi di PON dan Peparnas 2024

Hardodi Sihombing akan fokus menjadi pelatih setelah berhasil menyumbangkan prestasi di dua event nasional berbeda untuk Sumatra Utara. 

|
TRIBUN MEDAN/HO
Hardodi Sihombing ketika membawa prestasi sebagai pelatih Lempar Cakram NPCI Sumut di Peparnas 2024 lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Hardodi Sihombing akan fokus menjadi pelatih setelah berhasil menyumbangkan prestasi di dua event nasional berbeda untuk Sumatra Utara. 

Teranyar, Pria yang akrab disapa Dodi itu berhasil meraih medali emas di cabang olahraga (cabor) Lempar Cakram perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. 

Pelempar berusia 34 tahun itu mencatatkan lemparan sejauh 49,09 meter. Dirinya berhasil mengalahkan pesaingnya dari Jawa Timur, Roni Sisko, yang hanya terpaut 1.65 meter dari lemparannya. 

Sementara di peringkat ketiga di raih atlet asal Papua yakni, Arlnolddus Gawai dengan catatan lemparan 46,89 meter. 

Selain prestasi di PON 2024 lalu, Hardodi juga menyumbangkan prestasi melalui Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Jawa Tengah.

Yang mana, Dodi berhasil menyumbangkan prestasi sebagai pelatih atlet Lempar Cakram di National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Provinsi Sumatera Utara.

Pasalnya,pria yang memiliki lisensi kepelatihan Level II World Atletik itu berhasil membawa NPC Sumut meraih 4 emas dan 2 perunggu. 

Torehan prestasi ini pun membuat Hardodi merasa senang. Baginya, prestasi tersebut merupakan pengalaman berharga yang sulit untuk di ulangi kembali. 

"Sangat senang lah, bisa melakoni dua profesi yang berbeda tapi alhamdulillah menghasilkan hasil yang maksimal," ungkap Hardodi kepada Tribun Medan, Selasa (29/10/2024). 

Usai mendulang prestasi di dua event nasional tersebut, ia mengungkapkan bahwa kedepannya akan fokus menjadi pelatih. Apalagi dirinya sudah 7 tahun sebagai juru racik di cabor Lempar Cakram NPC Sumut. 

Dengan begitu, ia memastikan bahwa akan pensiun sebagai atlet PON untuk Sumut. Mengingat federasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) memiliki peraturan usai atlet maksimal 35 tahun yang dapat tampil di PON

"Sebagai atlet pasti pensiun, karena di atletik itu ada pembatasan usia, kalau tidak menjadi atlet lagi ya pasti pelatih. Jadi fokus melatih lah kedepannya, ya kalau memang betul di percaya melatih untuk tim PON NTT-NTB, ya aku siap-siap saja," katanya. 

Lebih lanjut, dirinya juga memiliki target untuk menciptakan pelempar terbaik untuk atlet disabilitas Sumut. 

"Alhamdulillah kalau  saya bisa meloloskan atlet disabilitas (ke Pelatnas) akan memiliki kesan tersendiri lah. Apalagi kemarin ada dua rekornas yang terpecahkan waktu pertandingan di Peparnas," ungkapnya. 

Dengan begitu, dirinya berharap kedepannya cabor lempar cakram Sumut bisa memiliki pelempar terbaik yang dapat melanjutkan perjuangannya. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved