Berita Medan

BESOK, Polda Sumut Periksa Keluarga Calon Pramugari Tewas di Asrama, Penyidik Jemput Bola ke Sekolah

Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut menjadwalkan pemeriksaan terhadap keluarga Ade Nurul Fadillah

|
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut Kompol Bayu Putra Samara, saat diwawancarai, Selasa (29/10/2024). Ia menyebut besok akan memeriksa pelapor dan keluarga korban. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut menjadwalkan pemeriksaan terhadap keluarga Ade Nurul Fadillah, calon pramugari sekolah penerbangan di Sumatera Flight Education Center Medan.

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut Kompol Bayu Putra Samara mengatakan, besok pihaknya akan memeriksa pelapor yang merupakan kuasa hukum dan keluarga korban.

"Besok dari pihak keluarga korban akan hadir dipanggil ke Polda Sumut. Kita sudah berkordinasi dengan pelapor yang merupakan pengacara keluarga,"kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut Kompol Bayu Putra Samara, Selasa (29/10/2024).

Terkait ekshumasi atau bongkar kuburan guna autopsi, mantan Kabag Ops Polres Pematangsiantar ini mengungkap pihaknya sudah berkoordinasi dengan RS Bhayangkara TK II Medan.

Namun kapan jadwal pasti masih menunggu kordinasi dengan keluarga korban.

"Kita juga sudah kordinasi dengan RS Bhayangkara terkait ekshumasi. Untuk pelaksanaanya akan kordinasi dengan keluarga."

Ade Nurul Fadilah (18) warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan meninggal tidak wajar di dalam kamar asramanya, pada Selasa (1/10/2024) lalu sekitar pukul 23.00 WIB. Ade Nurul Fadilah merupakan seorang siswi di salah satu sekolah calon pramugari di Kota Medan. (HO)
Ade Nurul Fadilah (18) warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan meninggal tidak wajar di dalam kamar asramanya, pada Selasa (1/10/2024) lalu sekitar pukul 23.00 WIB. Ade Nurul Fadilah merupakan seorang siswi di salah satu sekolah calon pramugari di Kota Medan. (HO) (HO)

Kompol Bayu Putra membeberkan, untuk percepatan proses penyelidikan, pihaknya melakukan upaya jemput bola.

Mereka datang ke sekolah tempat korban diduga tewas, dan mendatangi klinik, serta RS Universitas Sumatera Utara (USU).

Di Sumatera Flight Education Center, mereka mencari tahu siapa yang membawa korban ke RS.

Nantinya, hasil penyelidikan di lapangan akan digelar untuk menentukan langkah penyelidikan selanjutnya.

"Tim sudah berangkat menuju sekolah korban, ke RS USU. Hasilnya akan kami gelar."

Ade Nurul Fadilah (18) warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan meninggal tidak wajar di dalam kamar asramanya, pada Selasa (1/10/2024) lalu sekitar pukul 23.00 WIB. Ade Nurul Fadilah merupakan seorang siswi di salah satu sekolah calon pramugari di Kota Medan. (HO)
Ade Nurul Fadilah (18) warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan meninggal tidak wajar di dalam kamar asramanya, pada Selasa (1/10/2024) lalu sekitar pukul 23.00 WIB. Ade Nurul Fadilah merupakan seorang siswi di salah satu sekolah calon pramugari di Kota Medan. (HO) (ho)

Sebelumnya, seorang wanita bernama Ade Nurul Fadilah (19), warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara diduga meninggal tak wajar.

Keluarga menduga, korban tewas akibat dianiaya di asrama sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center di Jalan Letjen Jamin Ginting, Komplek Citra Garden, Kota Medan.

Sebab, di tubuh korban diantaranya leher, rusuk dan punggung ditemukan diduga bekas memar akibat kekerasan.

Kuasa hukum korban, Thomy Faisal Sitorus Pane mengatakan, kejanggalan ini sudah dilaporkan ke Polda Sumut pada 23 Oktober lalu setelah mendapat kuasa dari keluarga korban.

Thomy mengungkap, korban didaftarkan ke dalam kursus dunia penerbangan Sumatera Flight Education Center pada 29 Juli 2024.

Saat diantar kakaknya, kondisi Ade sehat dibuktikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum dimasukkan ke dalam asrama.

Ternyata, lanjut Thomy, pada Selasa 1 Oktober lalu sekira pukul 23:00 WIB, pihak keluarga mendapat telepon dari pihak asrama tempat korban belajar, kalau Ade sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU).

Namun, 15 menit kemudian, pihak asrama menelpon lagi dan menyatakan korban sudah meninggal dunia.

"Tanggal 1 Oktober, jam 23:00 WIB pihak keluarga dihubungi oleh yayasan atau sekolah bahwa korban sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit USU. Tidak lama kemudian korban ini dinyatakan sudah meninggal dunia dan keluarga disuruh menjemput jenazah,"kata Thomy Faisal Sitorus Pane, Jumat (25/10/2024).

Usai mendapat kabar korban meninggal, pihak keluarga datang ke RS USU untuk menjemput jenazah.

Disini pihak keluarga juga sempat bertemu salah satu dokter yang menangani.

Rupanya, dokter tersebut menyatakan kalau Ade sudah meninggal dunia sebelum tiba ke rumah sakit. Bahkan, tim medis belum sempat menanganinya.

Hal inilah yang jadi tanda tanya pihak keluarga karena kematian korban singkat dan janggal.

"Sementara itu ketika pihak keluarga menanyakan ke dokter, malah dokternya bilang dia belum sempat menangani korban."

Setibanya jenazah di rumah duka, pihak keluarga mau memandikan jenazah ternyata didapat sejumlah diduga lebam membiru di tubuh korban.

Lebam ini diduga akibat penganiayaan yang menyebabkan kematian.

"Lalu, yang lebih terlihat ketika dimandikan. Ketika dimandikan terlihat ada lubang mayat seperti bekas cekikan."

Thomy mengatakan, pihak kursus dunia penerbangan tempat korban belajar tidak menjelaskan apapun.

Mereka cuma bilang Ade sakit, tanpa menjelaskan sakit apa.

Sedangkan keluarga, meyakini korban sehat jasmani.

Karena kejanggalan ini, keluarga membuat laporan Polisi supaya diselidiki.

Bahkan, keluarga meminta jenazah Ade yang sudah dimakamkan untuk diautopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian nya.

"Saya selaku kuasa hukum meminta diautopsi jenazah atau bongkar makam supaya bisa di otopsi dan mengetahui penyebab kematian korban. Saya juga sedang menunggu perkembangan dari Polda Sumut bagaimana nantinya."

Sumatera Flight Education Center Medan membantah Ade Nurul Fadillah, siswi kursus calon pramugari asal Kisaran tewas akibat dianiaya.

Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho mengatakan, tidak ada senior dan junior di tempat belajar tersebut.

Dari hasil keterangan yang diperoleh sekolah, korban disebut orang baik dan tidak mempunyai musuh.

"Jadi, kita di sekolah ini tidak ada namanya junior senior, tidak ada tindak pembullyan, kekerasan, makanya kita agak kaget juga. Jadi, yang perlu saya terangkan di sini, almarhum ini orang baik,   tidak ada musuh, dan baru dua bulan dia berada di sekolah ini. Makanya kita kaget juga dengar berita itu,"kata Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho, Selasa (29/10/2024).

Terkait tewasnya Ade, Hendra menyebut korban sempat mengalami sakit kepala hingga teriak luar biasa, sebelum meninggal dunia.

Sakit kepala ini diduga sudah lama dialami korban dan Ade disebut kerap mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli dari warung.

Saat itu, teriakan Ade didengar oleh rekan sesama di asrama hingga membuat panik.

Karena takut, rekan korban memanggil pengasuh di asrama dan membawanya ke klinik kurang lebih berjarak 50 meter.

Pihak klinik kemudian menyarankan agar korban dibawa ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke rumah sakit inilah korban diduga meninggal dunia karena setibanya di RS USU, korban dinyatakan meninggal dunia.

"Jadi, habis dari klinik menyampaikan harus langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi ketika dibawa ke rumah sakit USU, rupanya disampaikan sudah meninggal, belum ada penanganan memang saat itu."

Mengenai ada memar yang disebut bekas cekikan,  keterangan yang diterima Hendra dari pihak medis, memar bisa terjadi beberapa faktor, salah satunya penyakit jantung.

"Memang jadinya agak biru, disampaikan dokter, ya dugaan dugaannya banyak kata dokter, salah satunya bisa jantung, cuman kan belum dilakukan rekam medis."

(Cr25/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved