Sumut Terkini

Dinas Pertanian Karo Catat 120 Hektare Lahan Terdampak Bencana Banjir dan Longsor di Dua Kecamatan

Seperti informasi yang didapat, daerah yang paling parah mengalami bencana berupa banjir bandang dan tanah longsor terjadi di dua kecamatan.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/NASRUL
Kondisi lahan pertanian di kawasan Kecamatan Lau Baleng yang rusak dihantam banjir bandang belum lama ini. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Terjadinya cuaca ekstrem beberapa waktu terakhir, membuat beberapa wilayah di Kabupaten Karo mengalami bencana.

Seperti informasi yang didapat, daerah yang paling parah mengalami bencana berupa banjir bandang dan tanah longsor terjadi di dua kecamatan yaitu di Kecamatan Juhar dan Kecamatan Tigabinanga.

 

Akibat bencana ini, memberikan dampak kerusakan yang cukup parah dimana ada tujuh rumah warga terutama di Kecamatan Juhar yang rusak akibat bencana ini.

Selain itu, bencana alam ini juga berdampak pada kerusakan terhadap sejumlah lahan pertanian warga hingga menyebabkan gagal panen.

Berdasarkan keterangan dari Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Michael Purba, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan daerah mana saja yang lahan pertaniannya mengalami kerusakan. Dirinya menjelaskan, untuk sementara berdasarkan data yang didapat dari PPL Dinas Pertanian di lapangan tercatat 120 hektar lahan pertanian yang terdampak bencana di dua kecamatan tersebut.

"Sampai saat ini, dari catatan kita lahan pertanian yang terdampak akibat cuaca buruk dan bencana banjir serta longsor seluas 120 hektar. Tapi angka ini belum final, kita masih terus lakukan pendataan," ujar Michael, Selasa (15/10/2024).

Dirinya menjelaskan, dari total luas lahan yang terdampak bencana ini di antaranya dari jenis hortikultura, tanaman pangan, dan juga tanaman perkebunan. Sampai saat ini, lahan pertanian yang sudah tercatat mengalami kerusakan tersebar di 10 desa di Kecamatan Juhar.

"Ditambah dua desa lagi, dan tiga desa di Kecamatan Tigabinanga," ungkapnya.

Dari data dan pemantauan langsung di lapangan, dirinya menjelaskan 90 persen lahan yang terdampak bisa dipastikan gagal panen. Dengan jenis kerusakan yang cukup parah, Michael menjelaskan pihaknya memperkirakan kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan ini sebesar 2,9 miliar rupiah.

Ketika ditanya langkah apa yang nantinya akan diambil untuk mengatasi permasalahan ini, dirinya menjelaskan pihaknya terlebih dahulu akan menunggu situasi benar-benar normal. Pasalnya, hingga saat ini dirinya menjelaskan di kawasan tersebut masih turun hujan dengan intensitas cukup tinggi.

Melalui pendataan yang telah dilakukan, dirinya menjelaskan hal tersebut dilakukan untuk menentukan bagaimana langkah selanjutnya. Seperti dari segi menentukan berapa banyak nantinya bantuan yang akan disalurkan kepada petani.

"Memang keuangan daerah kita untuk pengadaan bantuan pertanian belum memadai, tapi sudah kita sebarkan proposal ke Dinas Pertanian Provinsi dan Dirjen di Kementerian Pertanian," pungkasnya.

(mns/tribun-medan.com) 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved