Sumut Terkini

Camelia Ceritakan Kronologi Bajunya Ditarik Paksa Masinton Pasaribu : Kena Dada, Ada Memar

Camelia blak-blak menceritakan awal mula kejadian bajunya dibuka paksa didampingi kuasa hukumnya di cafe Kota Medan, Senin (14/10/2024). 

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DEDY
Camelia blak-blak menceritakan awal mula kejadian bajunya dibuka paksa didampingi kuasa hukumnya, Ferdinan dan Dodi Yusuf Wibisono di cafe Kota Medan, Senin (14/10/2024).  

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Wakil Ketua DPRD Tapanuli Tengah Camelia Neneng Susanty Sinurat melaporkan calon Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu ke Polrestabes Medan kasus dugaan penganiayaan dan pelecehan seksual ke Polrestabes Medan.

Sempat dirawat di IGD karena syok dan trauma, Camelia akhirnya buka suara terkait kronologi kejadian dugaan penganiayaan terhadap dirinya.

Camelia blak-blak menceritakan awal mula kejadian bajunya dibuka paksa didampingi kuasa hukumnya di cafe Kota Medan, Senin (14/10/2024). 

Perselisihan keduanya berawal dari tarik kerah baju secara paksa oleh Masinton Pasaribu saat acara partai PDI Rakerdasus di Hotel Adimulya hingga berujung pada laporan ke polisi.

Peristiwa itu terjadi di Sibolang Durian, Jalan Iskandar Muda, Kota Medan, Minggu (6/10/2024). 

"Saya pas mau pulang ke Taput, waktu itu berenam permisi mau pulang sama Pak Masinton dan ibu Sarma. Pak Masinton panggil saya, ada juga pak Ari. Saya salam Pak Masinton dia gak terima. Saya masih mau duduk, dan belum sempurna, dia di depan saya.

Pak Masinton datangi menghampiri saya, baju saya ditarik dengan kedua tangannya, dia bilang kenapa kau tidak sejalan dengan saya? Kenapa kamu tidak tegak lurus?" kata Camelia menceritakan.

Lanjut Camelia, saat itu dia langsung syok dengan kondisi baju kancing bajunya sudah terlepas.

Saat itu Camelia sempat mengadu ke Sarma, lalu menutup bajunya sambil mengambil tas. 

"Saya gak tahu juga mau gimana, mau teriak juga gak tahu. Untung saya pakai baju dalaman. Saya tutup baju, saya ingat betul kancing itu melompat. Tinggal sisa kancing paling bawah. Dia (Masinton) masih ngomel, dia kan saya tahu Calon di Tapanuli Tengah. Setelah itu saya pulang, sempat lagi saya salami. Terus saya sampai lah ke Poltabes. Di mobil sempat saya bilang ke teman kenapa gak bela saya," katanya. 

Kepada polwan yang memeriksa laporan Camelia, diceritakan proses penarikan baju yang keras dan mengenai bagian dadanya. Dia ditanya apakah ada luka. 

"Saya bilang pas ditarik mengena dada saya. Saya buka baju dalam saya memang ada memar . Mungkin karena tenaga dia (Masinton Pasaribu) menarik baju saya. Dari situ kami balik Sibolang, saya ingat didampingi 2 polisi, saya ingat Pak Sihaloho namanya. Saat ditunjukan lokasi, kancing itu masih ada disitu," ungkapnya. 

"Saya ke Pirngadi jam 9, jam 10 ketemu dokter, saya diperiksa, saya stres galau minta istirahat. Pusing berkunang-kunang. Kaget kejadian itu, saya diarahkan ke IGD. Saya ingat tensi, ambil darah, tensi 145 saya disuruh rawat inap satu malam. Dokter larang pulang masuk Rabu, saya keluar kamis," katanya. 

Camelia mengaku tidak tahu permasalahan awal mula Masinton Pasaribu menarik bajunya, dengan alasan dianggap tidak mendukung dia. Bahkan, Camelia belum pernah bicara empat mata dengan Masinton Pasaribu selama ini. 

"Tegak lurus seperti apa saya tidak tahu sampai sekarang," katanya. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved