Medan Terkini

DUDUK PERKARA Ngamuknya Warga Karantina Bersama Emak-Emak Dobrak Pintu Kantor Camat Medan Timur

 Sejumlah warga Jalan Karantina Kelurahan Durian datangi  Kantor  Camat Medan Timur  Jalan HM Said Medan, Selasa (8/10/2024) . . .

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN-MEDAN.com/Anisa Rahmadani
Warga Jalan Karantina Medan bersama emak-Emak saat mendatangi Kantor Camat Medan Timur, Selasa (9/10/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sejumlah warga Jalan Karantina Kelurahan Durian datangi  Kantor  Camat Medan Timur  Jalan HM Said Medan, Selasa (8/10/2024). 

Pantauan Tribun-Medan.com,  awal mulanya sejumlah warga yang sebagian terdiri dari emak-emak  ini datang dengan baik-baik untuk menemui Camat Medan Timur Noor Alfi Pane.

Kedatangan mereka ke Kantor Camat Medan Timur untuk menuntut agar  tembok salah satu bangunan di Jalan Karantina setinggi empat meter itu untuk diturunkan menjadi dua meter saja.

Karena tembok tersebut membuat  kerusakan  terhadap 14 rumah warga. 

Namun, setelah menunggu selama tiga jam, Camat Medan Timur tak kunjung keluar.

Akhirnya  emak-emak ini pun menggelar aksi mendobrak pintu  dan berteriak di Kantor kecamatan tersebut.

Warga Jalan Karantina Kelurahan Durian datangi Kantor Camat Medan Timur Jalan HM Said Medan, Selasa (8/10/2024). Mereka menuntut bangunan tembok setinggi  empat meter dirubuhkan.
Warga Jalan Karantina Kelurahan Durian datangi Kantor Camat Medan Timur Jalan HM Said Medan, Selasa (8/10/2024). Mereka menuntut bangunan tembok setinggi empat meter dirubuhkan. (TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI)

Akibatnya membuat suasana di Kantor Camat Medan Timur menjadi ricuh dan para staf kecamatan masuk ke dalam ruangan. 

Yang seharusnya belum jam istirahat, mendadak para pihak kecamatan membuat tulisan di bagian pelayanan 'istirahat'. 

Menurut seorang warga  Nurwita, akibat adanya pembangunan tembok dengan tinggi empat meter  tersebut, membuat ruangan kamarnya terkena tumpahan semen yang belum mengering.

Akibatnya, ibu tiga orang anak ini harus tidur di ruang tamu. 

"Kami sudah 30 tahun tinggal di sini. Baru ini kejadian seperti ini. Karena tembok bangunan itu terlalu tinggi empat meter, akibatnya kamar kami serta kasur-kasur kena semen yang belum kering," jelasnya. 

Hal senada juga disampaikan seorang warga bernama Laila. Menurutnya akibat bangunan tembok tersebut,  saluran pipa air di rumahnya pecah karena terkena reruntuhan material bangunan. 

"Akibatnya rumah kami jadi sering kebanjiran. Ada 14 rumah yang terdampak karena tingginya bangunan ini," jelasnya. 

Selain Laila, warga lainnya bernama Fadila juga menceritakan kronologi kejadian  bangunan tersebut. 

"Sebetulnya aksi kami hari ini merupakan lanjutan dari  tanggal 1 Oktober  kemarin. Pada 1 Oktober itu, kami sudah di mediasi oleh pihak kecamatan untuk bertemu dengan pengembang," jelasnya.

Dikatakannya, dalam pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah,  babinsa dan pihak kepolisian.

"Dalam pertemuan itu kami menuntut  untuk merubuhkan pagar yang meter saja menjadi sesuai dengan ketentuan dua meter. Selain itu, kami menuntut, pihak pengembang untuk  membaguskan  sanitasi jalannya air. Agar lancar air hujan mengalir," jelasnya.

Fadila juga meminta para pemilik bangunan memiliki etika dalam membangun di lokasi permukiman warga.

"Kita minta pengembang untuk memiliki etika dalam membangun. Hari ini tanggal 8 mereka sudah melakukan aktifitas lain. Padahal dalam mediasi itu ada kesepakatan sebelum  merubuhkan tembok itu tidak ada aktifitas pembangunan lainnya. Tapi mereka melanggar," jelasnya. 

Untuk itu, mereka berharap, warga tersebut untuk segera  merubuhkan bangunan tersebut. 

"Kami minta ketegasan camat dan Pemko Medan. Karena dari awal dibangun, kami tidak tahu bangunan ini punya siapa dan dibangun untuk apa.  Apakah ada izin atau bagaimana," jelasnya. 

Fadil juga mengatakan, pihaknya sudah melakukan aksi  menyegel bangunan tersebut. 

"Sudah kami segel itu bangunannya. Kami warga yang menyegel agar tidak ada aktifitas," jelasnya. 

Sementara itu, pantauan Tribun Medan, mencoba untuk mengecek lokasi bangunan tersebut di Jalan Karantina. Berdasarkan pantauan, area bangunan tersebut tak ada aktivitas apapun.

Gerbang seng tersebut terpasang spanduk bertuliskan 'Bangunan Ini Bermasalah Disegel Masyarakat'. Ternyata warga telah melakukan penyegelan bangunan tersebut.

Hingga saat ini Tribun Medan masih berupaya konfirmasi ke pihak kecamatan Medan Timur.

Namun belum direspon.

(cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram, Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved