Sumut Terkini

Partai Buruh dan Serikat Pekerja Sumut bakal Gelar Lagi Aksi Tolak Tapera

Partai buruh dan Serikat Pekerja Medan dan Sumatera Utara akan kembali menggelar aksi  unjuk rasa penolakan atas kebijakan  pemotongan gaji.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Serikat Pekerja Sumatera Utara kompak menggelar aksi di depan kantor DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (27/6/2024). Partai buruh dan serikat pekerja ini akan kembali menggelar aksi unjuk rasa untuk tolak program Tapera. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Partai buruh dan Serikat Pekerja Medan dan Sumatera Utara akan kembali menggelar aksi  unjuk rasa penolakan atas kebijakan  pemotongan gaji  sebesar  3 persen untuk program  Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Menurut ketua FSPMI Sumut Willy Agus Utomo aksi unjuk rasa tersebut bakal digelar dalam waktu dekat.  

Dikatakan Willy,  kebijakan tersebut menjadi beban  bagi seluruh buruh meskipun dalam program ini diutamakan untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) terlebih dahulu.

Menurutnya tak ada jaminan bagi para buruh memiliki rumah dengan adanya program Tapera ini.

"Kita akan kembali menolak dan gelar aksi unjuk rasa. Mungkin dalam waktu dua minggu lagi kita gelar," jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Senin (7/10/2024).

Seharusnya pemerintah menaikkan gaji buruh di tahun 2025 bukan malah memotong gaji. 

"Walaupun gaji buruh yang di atas UMR yang dipotong.  Tapi sejauh ini, gaji buruh itu belum bisa memenuhi kebutuhan secara layak untuk keluarganya," ucapnya.

Harusnya, kata Willy,  pemerintah ikut berperan andil untuk  menaikkan dan menyumbang  upah untuk para buruh.

"Tapera ini tidak menjamin apapun untuk para buruh. Apalagi yang dipotong tiga persen.  Itu konsepnya bagaimana dalam waktu 20 tahun bekerja pun, buruh tidak akan punya rumah kalau potongan segitu," katanya.

Dikatakannya, program Tapera ini hanya menjadi ladang korupsi para pejabat. 

"Setelah pensiun pun para buruh gak akan punya rumah karena potongan 3 persen. Ini hanya  jadi ladang korupsi pejabat," katanya.

Sejauh ini, pihak perusahaan juga belum ada memberi informasi terkait adanya pemotongan gaji karena program Tapera.

"Belum ada, kami yakin perusahaan pun tidak akan mau itu. Pastinya kami akan kembali mengadakan unjuk rasa," jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPC Gerakan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Medan  Tony mengatakan, seluruh serkat buruh di Medan menolak adanya program Tapera.

Tony juga sepakat, seharusnya pemerintah lebih mengutamakan kenaikan gaji para buruh. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved