Sumut Terkini

Dugaan Korupsi Pembangunan SMA Plus Langkat akan Ditindaklanjuti Kejati Sumut

Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara telah menerima informasi dugaan korupsi Pembangunan SMA Plus Langkat yang berada di Dusun VI Bukit Gayor.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Dugaan korupsi Pembangunan SMA Plus Langkat yang berada di Dusun VI Bukit Gayor, Desa Kampung Lama, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara telah menerima informasi dugaan korupsi Pembangunan SMA Plus Langkat yang berada di Dusun VI Bukit Gayor, Desa Kampung Lama, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Bangunan SMA Plus ini berada di antara hutan sawit, belum aktif dan sudah rusak. 

"Terimakasih informasinya. Dapat disampaikan data fakta sehingga dapat dipelajari," kata Kasipenkum Kejati Sumut, Adre Ginting, Jumat (4/10/2024) 

Hasil penelusuran wartawan ke area sekolah, memiliki luas sekitar 10 hektar, dan yang saat ini sudah berubah nama menjadi SMA Negeri 2 Besitang, tampak bangunan yang dibangun sejak tahun 2020 hingga kini terlihat belum rampung. 

Diketahui, SMA Plus Langkat dibangun dengan anggaran belasan hingga puluhan miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara. Tak hanya itu, anggaran yang dikucurkan juga bertahap. 

Kemudian, saat wartawan menyusuri beberapa bangunan seperti musala dan ruang pramuka, plafon bangun sudah roboh. Kubah musala juga lepas, begitu juga dengan ornamen musala yang hancur. 

Kondisi bangun kian memprihatinkan. Pada saat wartawan menyusuri gedung yang diperuntukkan untuk LAB SMA Plus Langkat, lantai kramik dibangunan itu sama sekali belum terpasang. 

Tak hanya itu, pada bagian plafon, beberapa titik lampu dan sarangnya lenyap. Kabel listrik di gedung tersebut juga hilang. Tak tanggung-tanggung, pada bagian dinding panel listrik juga dipahat maling. 

"Kemarin listrik udah dipasang, sekarang sudah hilang dicuri. Kabel-kabelnya sudah habis lenyap dicuri. Bahkan ini salahsatu bangunan belum dipasang kramiknya," ujar Roso warga yang bertempat tinggal disekitar sekolah, Senin (1/10/2024) diberitakan Tribun Medan sebelumnya. 

Selanjutnya beberapa jendela bangunan, sudah pecah. Bahkan dinding bangunan dibeberapa sisi terlihat sudah retak. Mirisnya saat ini jumlah siswa-siswi di SMA Plus Langkat yang dipimpin oleh Rizal Ginting hanya berjumlah 17 orang.

Karena jarak yang jauh sekitar 2 kilometer dari jalan besar atau jalan utama, kemudian melewati perkebunan sawit, serta akses jalan yang sering terendam banjir, diduga menjadi salahsatu penyebab SMA Plus Langkat tidak diminati. 

"Sudah itu, letak bangunan atau gedung sekolah ini berbahaya. Harusnya diratakan, terus ditimbuni. Ini kita jalan aja menuju gedung ke gedung sekolah ini udah capek. Dan posisi antar gedung cukup aneh, masa ada yang di bawah macam masuk ke dalam jurang," ujar Roso. 

Sementara itu, Kacabdisdik Stabat, Syaiful Bahri saat dikonfirmasi soal persoalan SMA Plus Langkat ini, belum memberikan komentarnya. 

Dikabarkan sebelumnya, pembangunan Gedung SMA Negeri Plus Langkat, menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumatera Utara. Di mana, pembangunan ini diduga rawan akan tindakan korupsi yang dilakukan oknum-oknum di Dinas Pendidikan Sumut.

Selain oknum dinas, dugaan korupsi juga dilakukan oleh pihak pengembang. Kemudian, BPK juga menemukan adanya dugaan korupsi terhadap pembangunan asrama bagi siswa yang akan belajar di SMAN Plus Langkat ini.

Dalam hal ini, BPK menemukan adanya kekurangan volume terhadap pengerjaan di Gedung SMAN Plus Langkat. Pembangunan gedung tahap 2 ini juga diketahui melewati batas waktu yang ditentetukan.

Diketahui, SMAN Plus Besitang ini dibangun dengan menggunakan APBD Sumut yang mencapai Rp 10 miliar lebih. Gedung ini dikerjakan oleh CV Bintang Buana. Sedangkan pembangunan asrama murid dikerjakan oleh CV NJA.

Tak tanggung-tanggung, kekurangan volume terhadap pengerjaan dua proyek ini merugikan negara hingga ratusan juta.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Kurnia Utama membenarkan adanya temuan BPK terkait dengan pembangunan ini. Kurnia Utama mengaku, temuan ini sudah ditindaklanjuti oleh Inspektorat Sumut dan Dinas Pendidikan

"Benar itu menjadi temuan. Sudah ditindaklanjuti terkait dengan temuan ini," ungkapnya.

(dyk/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved