IRONI Beras di Indonesia, Harga Lebih Mahal dari Pasar Global tapi Pendapatan Petani Tetap Minim

Bank Dunia mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal daripada harga beras di pasar global.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pedagang menata beras pesanan pembeli yang di jual di Pasar Sei Kambing, Medan, Senin (3/6/2024). Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) kembali memperpanjang relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET), untuk beras medium naik menjadi Rp 12.500 per kilogram. 

TRIBUN-MEDAN.com - Bank Dunia mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal daripada harga beras di pasar global.

Bahkan saat ini harga beras dalam negeri konsisten tertinggi di kawasan ASEAN.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk menilai tingginya harga beras ini terjadi karena beberapa hal, seperti kebijakan pemerintah terkait pembatasan impor dan kenaikan biaya produksi hingga pengetatan tata niaga melalui non tarif.

"Kebijakan yang mendistorsi harga ini menaikkan harga produk dan mengurangi daya saing pertanian,” ucap Carolyn dalam Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (20/9/2024).

Meski begitu, ia menyoroti tingginya harga beras dalam negeri tak sebanding dengan pendapatan petani lokal.

Merangkum dari hasil Survei Pertanian Terpadu, Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan rata-rata petani kecil kurang dari 1 dollar AS atau Rp 15.199 per hari.

Sementara, pendapatan petani per tahun hanya mencapai 341 dollar AS atau Rp 5,2 juta.

Survei ini juga menyoroti pendapatan petani tanaman pangan khususnya beras jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanaman perkebunan atau pertanian hortikultura.

"Jadi petani mendapat keuntungan rendah, padahal di lain sisi konsumen membayar harga beras dengan harga tinggi," jelas Carolyn. 

Lebih lanjut, tingginya beras dalam negeri ini memiliki dampak lebih serius bagi masyarakat luas. 

Bank Dunia mencatat, saat ini hanya 31 persen penduduk Indonesia yang mampu mendapatkan makanan sehat lantaran sulit membeli makanan bergizi seperti daging, telur, ikan dan sayuran.

"Harga beras yang tinggi semakin mempersulit konsumen miskin di Indonesia untuk membeli makanan bergizi," ucap Carolyn.

Untuk itu dia menyebutkan, kenaikan harga beras seharusnya menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan. 

Pasalnya Indonesia sendiri memiliki ambisi untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.

Menurut Carolyn, langkah awal yang perlu diambil adalah memastikan keterjangkauan harga pangan khususnya beras sebagai salah satu sumber gizi bagi pembentukan sumber daya manusia (SDM).

"Pembentukan sumber daya manusia penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan," jelasnya. 

Lonjakan Impor 121 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, impor beras Indonesia melonjak 121,34 persen selama Januari hingga Agustus 2024.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, nilai impor beras hingga Agustus 2024 mencapai 3,05 juta ton atau senilai 1,91 miliar dollar AS. 

Angka tersebut meningkat 121,34 persen dibandingkan Januari-Agustus 2023 yang sebanyak 863,62 juta dollar AS. 

"Impor beras memberikan andil sebesar 1,50 persen dari total nilai impor non migas Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/9/2024). 

Adapun nilai impor non-migas sepanjang periode ini sebesar 127,82 miliar dollar AS, meningkat 2,47 persen dibandingkan Januari-Agustus 2023 yang sebesar 124,74 miliar dollar AS. 

Dia mengungkapkan, selama periode ini Indonesia paling banyak mengimpor beras dari negara Thailand sebanyak 1,13 juta ton senilai 734,77 juta dollar AS, Vietnam sebanyak 0,87 juta ton senilai 542,86 juta dollar AS, Pakistan sebanyak 0,46 juta ton senilai 290,56 juta dollar AS.

"Negara asal impor beras tertinggi adalah Thailand," kata dia. 

Sementara khusus pada Agustus 2024, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 114,11 juta dollar AS. 

Secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan (year on year/yoy) nilai impor beras pada Agustus kemarin meningkat masing-masing 4,99 persen dan 22,54 persen. (*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Bank Dunia: Harga Beras Indonesia Lebih Tinggi 20 persen dari Harga di Pasar Global

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved