Berita Viral

DIBANTU IRAN, Pertempuran dengan Hezbollah Makin Sengit, Israel Minta Tolong Amerika Serikat

Israel mengabarkan ke Amerika Serikat (AS) bahwa perang melawan kelompok Hezbollah telah berada di depan mata.

|
Editor: AbdiTumanggor
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara saat konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS, di Tel Aviv pada 18 Desember 2023. Ia baru-baru ini mengungkap rencananya tentang pemerintahan Gaza setelah perang.(AFP/ALBERTO PIZZOLI) 

“Status quo tidak akan berlanjut. Ini membutuhkan perubahan dalam keseimbangan kekuatan di perbatasan utara kita," jelas Netantahu.

Rusia-Iran Barter Rahasia Nuklir dengan Pasokan Rudal

Di sisi lain, Inggris dan Amerika Serikat (AS) telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Rusia telah berbagi rahasia nuklir dengan Iran sebagai imbalan atas pasokan rudal balistik Teheran ke Moskow untuk mengebom Ukraina.

Selama pertemuan puncak di Washington DC pada hari Jumat, Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dan Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa kedua negara memperketat kerja sama militer pada saat Iran sedang dalam proses memperkaya uranium yang cukup untuk menyelesaikan tujuan lamanya guna membangun bom nuklir.

Sumber-sumber Inggris, seperti dikutip The Guardian, Minggu (15/9/2024), mengindikasikan bahwa kekhawatiran telah diutarakan tentang perdagangan Iran untuk teknologi nuklir, bagian dari aliansi yang semakin dalam antara Teheran dan Moskow.

Pada hari Selasa pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan peringatan serupa saat berkunjung ke London untuk menghadiri pertemuan puncak dengan mitranya dari Inggris, David Lammy.

Namun, peringatan Blinken tidak banyak mendapat perhatian karena fokusnya saat itu adalah pengumuman AS tentang pasokan rudal Iran ke Moskow.

“Sementara itu, Rusia berbagi teknologi yang dicari Iran—ini adalah jalan dua arah—termasuk pada isu nuklir serta beberapa informasi ruang angkasa,” kata Blinken, menuduh kedua negara terlibat dalam kegiatan yang tidak stabil yang menabur “ketidakamanan yang lebih besar” di seluruh dunia.

Inggris, Prancis, dan Jerman bersama-sama memperingatkan pekan lalu bahwa persediaan uranium yang sangat diperkaya milik Iran telah terus bertambah secara signifikan, “tanpa pembenaran sipil yang kredibel” dan bahwa Iran telah mengumpulkan jumlah material yang signifikan untuk membuat bom nuklir.

Namun, tidak jelas seberapa banyak pengetahuan teknis yang dimiliki Teheran untuk membangun senjata nuklir pada tahap ini, atau seberapa cepat Iran dapat melakukannya.

Namun, bekerja sama dengan spesialis Rusia yang berpengalaman atau menggunakan pengetahuan Rusia akan membantu mempercepat proses pembuatannya—meskipun Iran menyangkal bahwa mereka mencoba membuat bom nuklir.

Iran telah membuat kesepakatan pada tahun 2015 untuk menghentikan pembuatan senjata nuklir dengan imbalan keringanan sanksi dengan AS dan negara-negara barat lainnya—tetapi kesepakatan tersebut dibatalkan pada tahun 2018 oleh presiden AS saat itu, Donald Trump.

Iran merespons langkah Trump itu dengan melanggar batasan yang disepakati mengenai jumlah uranium yang diperkaya yang dapat ditampungnya.

Kekhawatiran Barat bahwa Iran hampir dapat membuat senjata nuklir telah beredar selama berbulan-bulan, yang berkontribusi terhadap ketegangan di Timur Tengah, yang sudah mencapai puncaknya karena serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza.

Iran dan proksinya di Lebanon, Hizbullah, adalah pendukung Hamas—dan oleh karena itu pengembangan nuklir Teheran dipandang sebagai ancaman langsung oleh Israel

(*/Tribun-medan.com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved