Berita Viral

DIBANTU IRAN, Pertempuran dengan Hezbollah Makin Sengit, Israel Minta Tolong Amerika Serikat

Israel mengabarkan ke Amerika Serikat (AS) bahwa perang melawan kelompok Hezbollah telah berada di depan mata.

|
Editor: AbdiTumanggor
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara saat konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS, di Tel Aviv pada 18 Desember 2023. Ia baru-baru ini mengungkap rencananya tentang pemerintahan Gaza setelah perang.(AFP/ALBERTO PIZZOLI) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Israel mengabarkan ke Amerika Serikat (AS) bahwa perang melawan kelompok Hezbollah yang didukung Iran semakin sengit.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada Senin (16/9/2024) memberi tahu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, bahwa pertempuran dengan Hezbollah di sepanjang perbatasan Lebanon semakin meningka yang didukung Iran.

Berbicara dalam sebuah panggilan telepon, Gallant mengatakan kepada Austin, Hezbollah dan Iran "mengikatkan diri" pada Hamas.

Kelompok Hezbollah Lebanon yang didukung Iran telah melakukan kontak senjata hampir setiap hari dengan pasukan Israel sejak kelompok Palestina Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober.

Peperangan itu semakin meningkat setelah para petinggi Hamas dan Hezbollah tewas dibunuh Israel.

Pertempuran tersebut telah menewaskan ratusan orang.

Di Lebanon, sebagian besar korban tewas adalah para pejuang, sementara di pihak Israel, ada tentara dan warga sipil.

Pertempuran juga telah memaksa puluhan ribu orang di kedua belah pihak untuk meninggalkan rumah mereka.

Sementara putaran pembicaraan yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir telah diadakan untuk mencoba mengamankan gencatan senjata di Gaza, belum ada saran negosiasi untuk menghentikan perang antara Hezbollah dan Israel.

Wakil Kepala Hezbollah Naim Qassem pada Sabtu (14/9/2024) mengatakan, kelompoknya “tidak berniat berperang”, tetapi jika Israel “melepaskan” serangan akan ada kerugian besar di kedua belah pihak.

Israel dan Hezbollah bertempur dalam perang selama sebulan pada 2006 yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan juga 160 warga Israel, sebagian besar tentara.

Pernyataan Kementerian Pertahanan Israel pada Senin mengatakan, Menteri Gallant menegaskan kembali komitmen Israel untuk menghapus kehadiran Hezbollah di Lebanon selatan, dan untuk memungkinkan kembalinya masyarakat utara Israel ke rumah mereka dengan aman.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berbicara mengenai krisis di wilayah utara pada Minggu (15/9/2024), dan bersumpah bahwa situasi yang ada saat ini tidak akan berlanjut.

“Kami akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mengembalikan warga kami dengan aman ke rumah mereka,” katanya.

Setelah berbicara dengan penduduk dan pihak berwenang di wilayah Israel utara, ia mengaku mendengar kesusahan dan tangisan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved