Medan Terkini

RSUD Pirngadi Bantah Dua Pasien Meninggal karena Kehabisan Obat, Ini Kronologinya

Kepala Tim Hukum dan Humas Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan, Gibson Girsang membantah meninggalnya dua pasien yang viral karena obat habis

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
Kepala Tim Hukum dan Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan, Gibson Girsang saat diwawancarai, Selasa (3/9/2024). Pihaknya membantah meninggalnya dua pasien yang viral karena obat habis. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN -  Kepala Tim Hukum dan Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan, Gibson Girsang membantah meninggalnya dua pasien yang viral karena obat habis. 

Menurut Gibson, saat ini untuk dokter yang memviralkan kejadian tersebut tengah menjalani pemeriksaan oleh komite medik.

Bukan hanya itu, akibat kasus ini,  kata Gibson, membuat Kementerian Kesehatan RI dan BPJS Kesehatan turun ke rumah sakit untuk menindaklanjuti persoalan tersebut.


"Orang (BPJS Kesehatan_RED) ini kan mau memastikan kebenaran soal kekosongan obat itu," ujar Gibson usai mengikuti rapat audit medik dengan dokter  yang memviralkan meninggalnya dua pasien tersebut, Selasa (3/9/2024).

Menurut Gibson, berdasarkan hasil rapat,  pihaknya akan membentuk tim audit medis untuk menginvestigasi kasus ini. 

"Namun, hasilnya belum keluar. Yang bisa kami pastikan saat ini, penyebab kematian pasien bukan karena obat kosong," jelas Gibson Girsang Kembali.

Ia mengakui bahwa memang ada keterlambatan dalam distribusi obat, namun obat-obatan yang dibutuhkan sudah dipesan dan sudah tiba. 

"Obatnya sudah datang pada tanggal 2 Agustus, meskipun ada sedikit keterlambatan dalam distribusinya," tambahnya.

Dikatakannya, pihaknya membantah meninggalnya pasien itu  karena kehabisan obat, bukan  untuk membela diri.

"Kami bukan sedang membela diri, tapi kami adalah pelayanan publik dan bertanggung jawab memberikan penjelasan yang benar. Jadi, bukan ketiadaan obat yang menyebabkan kematian pasien," tegasnya.

Dia kembali menyampaikan, sebenarnya rumah sakit sudah memesan obat. Hanya saja terlambat dalam pendistribusian.

"Kemarin sudah diambil keterangan ya, tapi mungkin seterusnya juga akan kami komunikasikan, bagaimanapun beliau ini kan ASN ya, nah jadi itu adalah masalah internal kami," katanya. 

Gibson juga menyoroti,  pasien tersebut sudah dalam kondisi yang berat saat dirujuk ke RS Pirngadi, yang membuat penanganannya menjadi lebih sulit. 

"Kadang-kadang pasien datang sudah dalam kondisi yang sangat berat, bahkan setelah dirujuk dari rumah sakit lain. Kami berusaha sebaik mungkin, tapi memang kondisinya sudah parah," jelasnya.

(cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved