Sumut Terkini

Nasib Pilu Amran Warga Deli Serdang yang Tak Punya Biaya ke Rumah Sakit, Berawal Kecelakaan Kerja

Di rumah kontrakan petak di Gang Kenari Desa Dalu X B, Amran dirawat oleh istrinya, Sani (32) yang sama sekali tidak punya pekerjaan menetap. 

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
Amran Wahyudi dan istri ketika di temui di rumah kontrakan di Gang Kenari Desa Dalu X B Tanjung Morawa Selasa, (3/8/2024).  

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Tidak punya biaya ke rumah sakit warga miskin di Kabupaten Deli Serdang pasrah di dalam rumah kontrakan Selasa, (3/8/2024).

Hal ini dialami oleh Amran Wahyudi (36) warga Desa Dalu X A Kecamatan Tanjung Morawa.

Di rumah kontrakan petak di Gang Kenari Desa Dalu X B, Amran dirawat oleh istrinya, Sani (32) yang sama sekali tidak punya pekerjaan menetap. 

Sudah tidak ada lagi tulang punggung di keluarga ini. Sani yang dulu sempat bekerja sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) di salah satu perusahaan sini sudah tidak lagi bekerja karena musibah yang dialami oleh suaminya.

Untuk menghidupi Suami dan 2 orang anaknya yang masih kecil-kecil, Sani mengaku rela bekerja apa saja yang penting halal.

Apabila ada panggilan untuk bantu-bantu pekerjaan rumah tangga dari tetangga Sani pun siap untuk menerimanya.

Saat ditemui di kontrakannya, Sani menceritakan awal mulai suaminya bisa sakit.

Disebut pada bulan Juli lalu suaminya pergi merantau ke Bagan Siapi-Api, Riau.

Suaminya dibawa oleh kenalannya untuk bekerja borongan mencincang atau memotong besi di salah satu gudang yang telah terbengkalai.

Namun kejadian nahas terjadi pada 19 Juli dimana pada saat itu kecelakaan kerja dialami oleh sang suami.

Kepalanya pecah karena tertimpa besi. 

"Dari rumah begitu dikabarin saya langsung berangkat dan ketemu di Rumah Sakit Awal Bros Dumai. Pertama suami katanya dibawa ke rumah sakit yang ada di Bagan Siapi-Api tapi karena nggak sanggup dibawa ke Dumai. Saat itu dioperasi dan masuk ICU," ujar Sani. 

14 hari dirawat mereka pun kemudian bisa pulang. Disebut saat itu biaya pengobatan mencapai Rp 145 juta dan dibayar oleh pihak yang mempekerjaan suaminya.

Karena sudah boleh pulang menurut dokter mereka pun kemudian difasilitasi untuk pulang dengan menaiki mobil ambulan dari salah satu partai.

Saat itu ongkos pulang masih ditanggung oleh pihak yang membawa suaminya kerja. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved