Pembunuhan di Perbaungan

Remaja di Perbaungan Tewas setelah Ditembak 2 Kali dari Avanza Hitam, LBH Medan Angkat Bicara

LBH Medan menyoroti kasus tewasnya seorang pelajar bernama Muhammad Alfath Arrisky (MAF) yang tewas tertembak oleh orang tak dikenal (OTK).

HO
Kondisi pelajar yang tewas setelah tertembus dua peluru di tubuhnya, saat berada di rumah sakit. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Medan, menyoroti kasus tewasnya seorang pelajar bernama Muhammad Alfath Arrisky (MAF) yang tewas tertembak oleh orang tak dikenal (OTK).

Menurut Direktur LBH Medan, Irvan Saputra, kasus penembakan yang menewaskan remaja berusia 13 tahun itu, menambah catatan aksi kekerasan terhadap anak di wilayah Sumatra Utara.

Katanya, kurun waktu beberapa bulan terakhir sudah ada lima orang anak yang meninggal dunia karena kekerasan dan dibunuh secara sadis.

Dua diantaranya anak dan cucu wartawan Rico Sampurna berinisial SIP (13) dan LS (3), yang tewas dibunuh di rumahnya, pada Juni 2024 silam.

Dalam kasus tersebut, sampai saat ini otak pelaku yang dicurigai dan diduga sebagai oknum TNI AD masih berkeliaran.

Kemudian MHS (15), seorang pelajar di Kota Medan yang diduga tewas di bunuh anggota TNI AD, pada Mei 2024 lalu.

Sampai saat ini, kasus tersebut belum juga terungkap dan pelakunya masih belum tertangkap.

Lalu, remaja berinisial RF (17), meninggal dunia setelah kepalanya tertembus peluru di Jalan Taman Makam Pahlawan, Kecamatan Medan Belawan, pada bulan Januari silam.

Kasus tersebut juga hingga kini belum mampu diungkap oleh pihak kepolisian.

"Kali ini kembali lagi terjadi pembunuhan terhadap MAF, yang juga merupakan seorang pelajar. Dia tewas karena ditembak oleh OTK secara berutal," kata Irvan kepada Tribun-medan, Senin (2/9/2024).

Irvan menyampaikan, LBH Medan sebagai lembaga yang konsen terhadap penegakan hukum dan HAM mendesak agar Polres Serdang Bedagai dan Polda Sumut segera mengungkap kematian MAF. 

"Tidak hanya mengukap pelakunya saja, tetapi juga membuka secara transparan terkait kepemilikan senjatanya. Apakah itu didapat dari peredaran ilegal atau didapat dari pihak-pihak tertentu," sebutnya.

Menurutnya, kasus tewasnya MAF merupakan penembakan yang dilakukan secara brutal dan tidak berperikemanusiaan.

LBH Medan juga menilai, di Provinsi Sumatra Utara rentan tindak kekerasan bahkan pembunuhan terhadap anak. 

"Maka permasalahan ini harus segera diselesaikan oleh Pemerintah dan steakholder khusus Sumut," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved