Sumut Terkini

Darurat Wabah Monkeypox Global, Dinkes Sumut Lakukan Investigasi dan Pelacakan, Ini Kelompok Rawan

Pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

|
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
nabd.com
Penderita virus cacar monyet/monkeypox atau mpox. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumut waspada menghadapi ancaman penyebaran wabah M-Pox (dulu dikenal sebagai monkeypox). 

Dinas Kesehatan Provinsi Sumut telah menyiapkan serangkaian langkah antisipasi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalisir risiko penyebaran dan memastikan respon cepat serta tepat jika ditemukan kasus di wilayah ini.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut Basarin Yunus Tanjung, memastikan  hingga saat ini belum ditemukan kasus M-Pox di wilayah Sumut.

Pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

"Dinkes Sumut terus memantau perkembangan informasi terkait M-Pox melalui website resmi Kementerian Kesehatan. Kami telah menerapkan langkah-langkah preventif, deteksi, dan respon yang mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian M-Pox," katanya, Selasa (20/8/2024) 

Respon tanggap, Dinas Kesehatan telah mengaktifkan sistem pemantauan kasus melalui laporan Event Bases Surveillance (EBS) di aplikasi SKDR dan PHEOC.

Dengan begitu, apabila ada laporan kasus yang sesuai dengan definisi operasional M-Pox, akan segera ditindaklanjuti, termasuk dengan mengirimkan spesimen kasus ke laboratorium rujukan nasional.

Dinkes Sumut mengimbau masyarakat, jika ada laporan mengenai kasus suspek, probable, atau konfirmasi M-Pox, investigasi akan dilakukan dalam waktu 24 jam, termasuk pelacakan kontak erat dari kasus yang ditemukan. 

"Dinkes Sumut akan segera melakukan investigasi dan pelacakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut," tambahnya.

Lanjut Basarin Yunus Tanjung pihaknya aktif menyebarluaskan informasi mengenai M-Pox kepada masyarakat dan fasilitas kesehatan di wilayah Sumut. Upaya ini termasuk meningkatkan komunikasi risiko tertular seperti Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), Wanita Pekerja Seks (WPS), waria, pengguna narkoba suntik (Penasun), serta populasi khusus lainnya.

"Kami harapan masyarakat pro aktif mendapatkan informasi yang benar dan paham akan risiko serta cara pencegahan M-Pox, terutama bagi kelompok-kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi," jelas Basarin.

Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat membantu Sumut dalam mencegah dan mengendalikan potensi penyebaran M-Pox. Sehingga smemastikan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan munculnya kasus di masa mendatang.

Plt Kadis Kesehatan Pemprov Sumut, Basarin Yunus Tanjung menyampaikan 7 langkah penting untuk melindungi masyarakat Sumut dari Mpox.

Hal ini jadi perhatian serius karena wabah ini terbilang bisa mematikan dan menyebar cepat.

7 angkah-langkah antisipasi M-Pox Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 

1. Memantau perkembangan situasi dan informasi M-Pox melalui website https://infeksiemerging.kemkes.go.id

2. Melaksanakan pencegahan, deteksi dan respon mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian M-Pox

3. Memantau, melaporkan dan memastikan kasus sesuai dengan definisi operasional jika ada melalui laporan EBS ( Event Bases Surveilance) = Surveilans Berbasis Kejadian di aplikasi SKDR dan PHEOC ( Public Health Emergency Operation Center)

4. Jika ada kasus suspek M-Pox mengirimkan spesimen kasus ke laboratorium rujukan nasional

5. Jika ada kasus menindaklanjuti laporan penemuan kasus suspek/ probable/ konfirmasi dari fasyankes dengan melalukan investigasi 1 x 24 jam termasuk melakukan pelacakan kontak erat kasus

6. Menyebarluaskan informasi atau melakukan KIE tentang M-Pox kepada masyarakat dan fasyankes di wilayah prov sumut.

7. Meningkatkan komunikasi risiko terutama menyasar kelompok berisiko terjadi penularan M-Pox seperti polulasi kunci ( LSL, WPS, Waria dan Penasun) dan juga populasi khusus seperti pasangan populasi kunci, bumil, pasangan ODHIV, pelanggan PS. 

Sebagai informasi, Mpox atau cacar monyet dapat menyebar cepat melalui kontak dekat. Biasanya menyebabkan gejala ringan seperti flu serta lesi berisi nanah pada kulit tubuh.

Diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Mpox atau cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Kondisi darurat ini merupakan penetapan kedua kalinya dalam dua tahun terakhir. Wabah infeksi virus yang bermula di Republik Demokratik Kongo dan kini menyebar ke negara-negara lainnya.

Virus Mpox dilaporkan di Kongo lebih dari satu dekade (selama 10), kasusnya selalu naik. 

Dia melaporkan bahwa tahun lalu, kasusnya naik secara signifikan, dan pada 2024 terdapat 15.600 kasus dan 537 kematian, lebih dari total pada tahun lalu.

(DYK/Tribun-Medan.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved