Poltik
Ketum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, 3 Calon Kuat ini Penggantinya, Berikut Pengalamannya
Airlangga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantunya membesarkan Partai Golkar.
Sebelum menjadi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dikenal sebagai seorang pengusaha. Dia tercatat sebagai anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) sejak 2003.
Pada 2015, kariernya sebagai wirausaha semakin cemerlang setelah ditunjuk menjadi Ketua Hipmi periode 2015-2019. Dia juga terpilih menjadi pemimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018 (Hipmi-Europe Trade Mission 2018). Dia kini memiliki 10 perusahaan di bawah induk usaha PT Rifa Capital.
Bahlil diketahui lulus dari Sekolah Tinggi Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua dan Universitas Cendrawasih untuk gelar masternya. Semasa duduk di bangku kuliah, dia aktif dalam kegiatan organisasi hingga mengantarkannya menjadi Bendahara Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
2. Agus Gumiwang Kartasasmita
Agus Gumiwang Kartasasmita lahir di Jakarta pada 3 Januari 1969. Dia adalah anak dari politikus Ginandjar Kartasasmita yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pertama periode 2004-2009.
Agus mengawali karier perpolitikannya di Partai Golkar sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) periode 1994-1999. Hingga kini, dia menjadi Waketum Koordinator Bidang Perekonomian Partai Golkar.
Agus saat ini juga menjabat sebagai Menperin periode 2019-2024. Sebelumnya, dia pernah mengemban tugas sebagai Menteri Sosial (Mensos) menggantikan Idrus Marham sejak 28 Agustus 2018 hingga 20 Oktober 2019, Anggota DPR periode 2009-2014, Komisaris PT Asiana Lintas Development (2012-sekarang), dan Presiden Direktur PT Agumar Eka (1994-1999).
Baca juga: Maju Pilkada Pangandaran 2024, Eks Kepala Bapenda Dadang Solihat Kantongi 3 Rekom Partai Politik
3. Bambang Soesatyo
Bambang Soesatyo merupakan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sekaligus Waketum Partai Golkar. Pria kelahiran Jakarta pada 10 September 1962 itu juga sempat menjadi Ketua DPR RI (2018-2019) untuk menggantikan Setya Novanto yang terseret kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) dengan sisa jabatan 1 tahun 9 bulan.
Sebelum berkarier sebagai politikus, Bamsoet lebih dahulu berprofesi sebagai pengusaha. Dia pernah menjadi Direktur Kodeco Timber (2007), Direktur Independen PT SIMA Tbk (2006), Direktur PT Suara Rakyat Membangun atau Suara Karya (2004), dan Komisaris PT Suara Irama Indah (1999).
Bamsoet juga diketahui pernah bekerja sebagai jurnalis Harian Umum Prioritas (1985), Sekretaris Redaktur Majalah Vista (1987), Pemimpin Redaksi Majalah Info Bisnis (1991), dan Pemimpin Redaksi Harian Umum Suara Karya (2004).
(*/TRIBUNMEDAN)
Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News
Ikuti Berita Lainnya di Facebook, Instgram, Wa Channel dan Twitter
| RUPS-LB Bank Sumut Kukuhkan Jajaran Direksi Baru, Berikut Daftar Namanya |
|
|---|
| Bertemu Tetua Adat Selama 2 Jam, Bobby Sepakat TPL Ditutup: Surat Rekomendasi Paling Lama Seminggu |
|
|---|
| SELENGKAPNYA Perubahan Tim Pengacara Nadiem Makarim: Hotman Paris Hutapea Dicoret, Ini Alasannya! |
|
|---|
| TAMPANG NAF, Wanita Habisi Tetangganya Gegara Ditagih Rp12 Juta, Pamer Nongkrong Usai Membunuh |
|
|---|
| Disindir PSI soal Nenek-nenek Puluhan Tahun Jabat Ketum Partai, PDIP: Jokowi Jilat Ludahnya Sendiri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/jokowi-golkar-tribunmedan.jpg)