Kesehatan
Apa Itu Mpox, Asal Usul, Gejala, Serta Cara Penularannya pada Manusia
Mpox atau cacar monyet saat ini tengah mewabah di sejumlah belahan dunia. Virus mpox ini menular jika melakukan kontak langsung dengan penderita
TRIBUN-MEDAN.COM,- Masyarakat belahan dunia tengah dihebohkan dengan mewabahnya cacar monyet/monkeypox atau mpox.
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempertimbangkan pembentukan komite ahli untuk memberi saran apakah wabah mpox harus dinyatakan sebagai keadaan darurat internasional.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pihaknya bersama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) akan meningkatkan respons terhadap wabah penyakit ini.
Baca juga: Inilah Doa yang Dibaca Nabi Muhammad saat Sakit, Lengkap Amalan Untuk Menyembuhkan Penyakit
"Ketika jenis mpox yang lebih mematikan menyebar ke banyak negara Afrika, WHO, CDC Afrika, pemerintah daerah, dan mitra terus meningkatkan respons untuk menghentikan penularan penyakit,” kata Tedros, dilansir dari Kompas.com.
Namun, Direktur Jenderal badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu melanjutkan, perlu lebih banyak pendanaan dan dukungan untuk mewujudkan respons yang komprehensif.
"Saya sedang mempertimbangkan untuk mengadakan komite darurat Peraturan Kesehatan Internasional untuk memberi tahu apakah wabah mpox harus dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia," tuturnya.
Baca juga: Waspadai Virus Oropouche, Gejalanya Mirip Demam Berdarah dan Bisa Memicu Kematian
Apa itu mpox?
Virus cacar monyet atau yang sekarang disebut mpox adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae.
Penyakit ini biasanya menyerang orang yang tinggal dekat dengan hutan hujan tropis.
Namun, belakangan cacar monyet juga menyerang warga perkotaan.
Hewan yang bisa jadi inang atau pembawa virus cacar monyet di antaranya tupai, tikus, dan primata sejenis monyet.
Baca juga: Mengenal Apa itu Virus West Nile yang Menyerang Israel, Belum Ada Vaksin Penangkal
Asal Usul
Kasus pertama terkait penularan cacar monyet atau mpox ini pertama kali ditemukan menyerang anak laki-laki usia sembilan tahun di Republik Demokratik Kongo, pada 1970 silam.
Sejak itu, penyakit sejenis banyak menyerang warga yang tinggal di pedesaan sekitar hutan hujan di Kongo, wilayah Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.
Wabah cacar monyet berskala besar sempat menerjang Nigeria sejak 2017 lalu, dengan temuan kasus suspek di atas 500 orang, lebih dari 200 orang terkonfirmasi mengidap cacar monyet, dan tiga persen di antaranya meninggal dunia.
Pada 2003, wabah cacar monyet kali pertama menjangkiti wilayah luar Afrika, yakni terjadi di Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Mengenal Virus Toxo Rubella yang Diidap Nita Vior, Simak Bahayanya
Menurut ahli, penderita bisa tertular penyakit ini setelah kontak fisik dengan anjing yang terinfeksi cacar monyet.
Dari hasil penyelidikan, hewan ini tertular dari hewan tikus berkantung gambia dan dormice yang diimpor dari Ghana.
Dari satu kasus tersebut, cacar monyet menyerang 70 penderita di AS.
Pada medio 2018 sampai Mei 2022, penyakit ini juga dilaporkan menyerang warga di Israel, Inggris, dan negara lainnya.
Para ahli hingga kini sedang meneliti sumber infeksi dan pola penularan penyakit ini.
Baca juga: Nita Vior, Gamers yang Kerap Dicap Lemot Bocah Kosong Ternyata Terpapar Virus saat di Kandungan
Ciri dan gejala mpox
Dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala dan ciri-ciri cacar monyet mirip dengan gejala cacar lainnya, yakni:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Sakit punggung
- Kelenjar getah bening bengkak
- Badan panas dingin
- Muncul ruam dan bintik-bintik berisi cairan khas cacar air
Baca juga: Mengenal Virus B di Hongkong yang Bikin Ketar-ketir Banyak Pihak, Diklaim Cukup Mematikan
Gejala dan ciri-ciri cacar monyet biasanya muncul selang seminggu sampai dua minggu setelah penderita terpapar virus penyebab cacar monter.
Penderita bisa merasakan tanda penyakit di atas sekitar dua sampai empat minggu.
Penyakit cacar monyet bisa menular dari satu penderita ke penderita lain lewat kontak erat, terkena cipratan cairan dari saluran pernapasan, terkena luka cacar penderita, atau menyentuh benda yang terkontaminasi penyakit.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) Mohammad Syahril tahun 2022 lalu mengatakan, selain kontak langsung dengan penderita, penularan monkeypox atau cacar monyet bisa juga terjadi melalui benda-benda yang bersentuhan dengan penderita.
Baca juga: Virus Nipah Belum Terdeteksi di Medan
"Penularan monkeypox utama sekali, melalui kontak langsung dengan penderita, seperti bersalaman, berpelukan, atau mungkin tidur bersama dan seterusnya, dan juga kontak kepada benda-benda atau barang-barang di sekitar pasien, umpamanya pada selimut, pada handuk," kata Syahril dalam konferensi virtual beberapa waktu lalu.
Ada baiknya masyarakat untuk menghindari kontak dengan orang yang bergejala penyakit endemik di Afrika tengah dan barat itu.
Perbedaan dengan cacar air biasa
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, antara cacar biasa dengan mpox sama-sama timbulkan keluhan pada kulit.
Secara umum infeksi yang disebabkan virus pasti diawali dengan demam tinggi, nyeri otot, kemudian pegal linu dan nafsu makan berkurang.
Baru setelah muncul di kulit, bisa membedakan antara cacar monyet dengan Monkeypox.
"Dalam perjalanannya, orang yang alami cacar air itu bentol dan muncul benjolan seolah-olah seperti air. Kemudian dalam waktu beberapa hari akan pecah dan hitam-hitam," ungkapnya pada talkshow virtual, Jumat (26/8/2022).
Bentol-bentol berisi air ini bisa saja terjadi di bagian tubuh mana pun.
Bisa di pinggang, punggung dn sebagainya.
Sedangkan pada Monkeypox punya ciri khas.
Kata dr Ari, pada benjolan bukan berisi cairan bening namun seperti nanah.
Lalu tidak seperti cacar air, Monkeypox butuh waktu cukup lama untuk muncul.
Yaitu butuh dua hingga tiga minggu, baru kelihatan.
Lalu, dr Ari menyebutkan jika pada Monkeypox, kelainan kulit paling umum berada di muka hingga 95 persen.
Hal ini cukup ditakuti karena dapat berdampak pada kulit.
"Makanya disebutkan serem kalau kena. Memang mukanya beruntusan. Sebagian besar walau bisa di badan, mayoritas 95 persen ada muka. Sehingga sebenarnya secara sekilas dokter tentunya bisa membedakan bahwa ini cacar air, atau Monkeypox," kata Ari lagi.
Dari segi penularannya, Ari menyebutkan jika infeksi bisa terjadi karena kontak erat. Bisa lewat hubungan seksual atau berkontak dengan cairan yang berasal dari kelainan kulit tadi.
"Sampai saat ini sepanjang saya tahu tidak ada yang langsung dekat. Kalau pun melalui udara, droplet juga kontak erat. Jadi memang karena kontak erat tersebut dan bisa tertular," pungkasnya.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/cacar-monyetmonkeypox-atau-mpox.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.