Berita Viral

SOSOK Kakek Arsyad, Viral Bawa Jenazah Cucu Naik Ojol, tak Mampu Sewa Ambulans, RS Kini Minta Maaf

Inilah sosok kakek Arsyad, kakek yang beberapa waktu lalu viral bawa jenazah cucu naik ojol. Hal ini lantaran Arsyad tak mampu sewa ambulans sebesar

Editor: Liska Rahayu
DOKUMENTASI Arsyad via BBC Indonesia/ TikTok
Arsyad menggendong jenazah cucunya dengan menumpang ojek online menempuh jarak sekitar 50km untuk pulang ke rumahnya. 

Saat itulah Arsyad dihubungi seorang petugas pemulasaran jenazah.

Dia menawarkan jasa sopir ojek online untuk mengantarnya. Di lokasi itu, ada pengendara ojek online bernama Darmawansyah.

Darmawansyah tak menyangka akan mengantar pulang seorang kakek dan jenazah cucunya.

Awalnya dia mengaku dipanggil petugas setelah selesai mengantar pesanan makanan ke rumah sakit.

Petugas itu menanyakan apakah dia bersedia dibayar Rp150.000 untuk membantu “orang susah” ke RSUD Batara Siang Pangkep.

Setelah mengetahui kisah Arsyad – dan melihat jenazah bayi yang dibungkus dengan sarung – Darmawansyah pun teringat keponakannya yang pernah terpaksa diantar menggunakan motor ke rumah sakit.

“Saya iba, kasihan. Dia [Arsyad] sampai diminta Rp800.000 [untuk sewa ambulans],” ujar Darmawansyah.

Darmawansyah pun mengantar Arsyad dan jenazah cucunya ke RSUD Batara Siang dengan menempuh jarak sejauh 53 kilometer.

Dia kemudian mengunggah video perjalanannya ke jejaring media sosial.

Videonya itu langsung viral dan menjadi pembicaraan khalayak pada akhir pekan silam.

Ami, 39 tahun, warga Makassar, mengaku keluarganya pernah harus membayar sekitar Rp2 juta saat ibunya meninggal dunia pada tahun 2016.

“Untuk yang aku alami mungkin dikarenakan jarak tempuh. Karena dari rumah sakit ibukota ke kampungku itu cukup jauh [waktu itu perjalanan sekitar delapan jam perjalanan darat dengan jarak 360 kilometer).

"Jadi mungkin pertimbangannya bahan bakar dan sopir pulang-pergi. BPJS sendiri setahuku untuk dalam kota saja,” ujar Ami.

Mengenai cerita Arsyad dan jenazah cucunya yang menjadi viral, Ami mengatakan pelayanan medis di daerah memang terbatas.

Dia berharap pemerintah daerah dan pusat bisa lebih memperhatikan akses dan pelayanan kesehatan di daerah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved