Berita Viral

TAMPILAN di Google Maps Daerah Sukolilo Dicap Negatif, Diskominfo Pati Kesulitan Mengubahnya

Sejumlah titik Google Maps di wilayah Kecamatan Sukolilo, terutama Desa Sumbersoko, diubah namanya usai kasus pengeroyokan yang menewaskan Burhanis.

Editor: AbdiTumanggor
Ho
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), mengaku kewalahan mengubah sejumlah nama penanda Google Maps di wilayah Kecamatan Sukolilo. (Tangkapan Layar Google Maps) 

TRIBUN-MEDAN.COM -  Kasus empat orang warga Jakarta babak belur usai dikeroyok massa di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Kamis (6/6/2024) lalu, bahkan satu orang korban, bos rental mobil bernama Burhanis (52), meninggal dunia di rumah sakit akibat amukan massa tersebut.

Atas kasus ini, daerah lokasi kejadian kini dicap daerah stigma negatif. Bahkan di Google Maps nama daerah itu telah berubah nama menjadi wilayah penadah kendaraan rental.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), mengaku kewalahan mengatasi aksi pengubahan sejumlah nama penanda Google Maps di wilayahnya di Kecamatan Sukolilo.

Seperti diketahui, sejumlah titik Google Maps di wilayah Kecamatan Sukolilo, terutama Desa Sumbersoko, diubah namanya usai kasus pengeroyokan yang menewaskan Burhanis (52), pengusaha rental mobil asal Jakarta, pada Kamis (6/6/2024).

Selain itu, aksi tersebut juga diduga buntut temuan banyaknya kendaraan bermotor tanpa dokumen alias bodong di wilayah Kecamatan Sukolilo dan sekitarnya.

Salah satu tempat yang namanya diubah di Google Maps, yakni SDN Sukolilo 02, yang sempat diganti menjadi SDN Sukomaling 02.

Muncul juga penanda baru di peta wilayah Kecamatan Sukolilo dengan nama seperti "kampung maling", "kampung penadah", "kampung bandit", dan sebagainya.

Kepala Diskominfo Kabupaten Pati, Ratri Wijayanto mengatakan, pihaknya telah mengamati fenomena tersebut dalam seminggu terakhir.

"Di Google Maps banyak penggunaan nama-nama yang provokatif. Hal ini menjadi atensi kami selama 7-8 hari ini," kata Ratri, Rabu (19/6/2024), dikutip dari TribunJateng.com.

Menurutnya, Diskominfo saat ini baru bisa menangani persoalan tersebut menggunakan fitur yang disediakan Google.

"Sebab, Google Maps itu tidak berada di bawah kendali Kominfo, melainkan platform yang dikelola oleh Google sesuai syarat dan ketentuan yang dibuat oleh Google," ujar Ratri.

"Maka kami memanfaatkan fitur-fitur yang ada di Google Maps agar penamaan-penamaan yang tidak sesuai tadi bisa disesuaikan kembali," jelasnya.

Akan tetapi, dia mengakui bahwa langkah tersebut belum efektif lantaran pihak yang memperkeruh suasana dengan cara mendiskreditkan wilayah Sukolilo di Google Maps masih belum diketahui hingga saat ini.

Karena itu, Ratri berharap agar semua pihak lebih bijaksana dalam menggunakan Google Maps. Pasalnya, banyak orang, baik dari dalam maupun luar Pati, yang mengandalkan aplikasi tersebut saat berpergian.

"Jangan sampai juga penamaan lokasi dengan nama-nama yang kurang pantas itu menimbulkan stigma yang tidak baik terhadap Kabupaten Pati secara umum dan Kecamatan Sukolilo khususnya," ucap Ratri.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved