Isu Pencucian Rapor di Toba
BREAKING NEWS: Viral Isu Cuci Rapor di Toba, Sejumlah Siswa Berprestasi Diduga Jadi Korban saat PPDB
Sejumlah orang tua siswa menyampaikan keluhannya setelah melihat hasil pada portal pendaftaran ke SMA melalui jalur prestasi nilai rapor.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Sejumlah orang tua siswa menyampaikan keluhannya setelah melihat hasil pada portal pendaftaran ke SMA melalui jalur prestasi nilai rapor.
Anaknya yang mendapat juara 1 sejak semester I hingga V bisa kalah dengan murid yang lain yang notabene memiliki prestasi di bawah anak tersebut.
Dalam diskusi publik yang berlangsung dua jilid. Yang pertama, diskusi berlangsung pada Senin (3/6/2024) yang menghadirkan para orang tua yang merasa dirugikan, pemerhati pendidikan, mantan ASN dari Dinas Pendidikan Toba, dan jurnalis.
Diskusi publik yang kedua berlangsung pada Jumat (7/6/2024) yang mendatangkan para aparat penegak hukum (APH), pemerhati pendidikan, orang tua siswa yang merasa dirugikan, jurnalis dan mantan Sekdis Pendidikan Toba.
"Saya kebetulan memiliki seorang putri yang cukup berprestasi. Mulai dari semester I hingga V, ia mendapat juara I dan dia mendapat juara umum 7," ujar ibu yang merasa dirugikan pada video diskusi publik yang diperoleh tribun-medan.com, Minggu (9/6/2024).
"Setelah adanya verifikasi pada dinas untuk anak yang masuk pada PPDB, ini kok tinggi kali. Si anak melihat bahwa teman-temannya yang nilainya di bawah dia ternyata masuk. Bahkan, ia bertanya kenapa mereka (anak-anak yang nilainya di bawah tersebut) kok ada," sambungnya.
Sontak, ibu tersebut langsung mengecek nama-nama yang masuk sebagai peserta PPDB jalur prestasi dan masuk nominasi.
"Saya juga melihat nama seorang anak yang berada di bawah nilai anak saya. Kemarin itu, orang tua si anak ini meminta saya menghitung nilai rata-rata anaknya, ternyata masih jauh di bawah anak saya. Dan, pada pengumuman pada portal, saya melihat si anak tersebut berada diatas dan anak saya tidak masuk dalam kategori," sambungnya.
"Saya terima kalau anak saya memiliki nilai di bawah yang masuk itu. Dan, mereka yang masuk itu dari sekolah yang sama tidak masuk sebagai 10 juara umum di sekolah. Anak saya, juara umum 7 loh," terangnya.
Ia merasa kecewa dengan hasil yang ia peroleh.
Ia ingin meminta keadilan.
Ia juga berharap pihak APH juga mendengarkan jeritan orang tua yang menjadi korban dalam proses PPDB jalur prestasi nilai rapor di Toba.
"Itu yang membuat saya merasa kecewa. Apakah ini karena praktik cuci rapor atau tidak, saya tidak tahu mekanismenya seperti apa. Inilah yang membuat saya merasa kecewa sebagai orang tua," sambungnya.
"Selain itu, anak saya merasa down, karena ia yang dikenal sebagai juara tidak masuk pada jalur prestasi nilai rapor. Dan ia sedih dan terus menangis di rumah sembari menyesali dirinya yang selama ini rajin belajar dan dinyatakan berprestasi di sekolah," sambungnya.
"Harapan saya, tidak ada lagi mengalami nasib seperti putri kami. Ya kalau tidak layak, silahkan dinyatakan tidak layak. Kami meminta keadilan," terangnya.
Selain itu, ada juga dugaan transaksi dalam proses pencucian rapor tersebut. Hingga saat ini, pihak orang tua akan melaporkan hal tersebut ke Polres Toba.
(cr3/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| KATA Disdik Sumut Terkait Dugaan Pencucian Rapor yang Buat Siswa Berprestasi di Toba Tak Lulus PPDB |
|
|---|
| Pemerhati Pendidikan Toba dr Tota Manurung Tanggapi soal Pencucian Rapor, akan Dilaporkan ke Polisi |
|
|---|
| Bupati Poltak Sitorus Minta Dinas Pendidikan Tindak Tegas Kasus Isu Pencucian Rapor di Toba |
|
|---|
| Santer Isu Pencucian Rapor, Polres Toba: Kami Terbuka dengan Laporan Masyarakat |
|
|---|
| Ketua DPRD Toba Effendi Napitupulu Angkat Bicara terkait Isu Pencucian Rapor saat PPDB |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Daftar-23-SMA-Terbaik-di-Sumut.jpg)