Breaking News

Berita Medan

Kreativitas Mahasiswa Unimed Olah Ikan Red Devil jadi Pakan Kepiting

Seperti yang diketahui, populasi ikan red devil di Danau Toba telah menjadi hama bagi ikan-ikan lain.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) membuat trobosan baru berupa pakan atau pelet untuk kepiting dari hama yang mengganggu Danau Toba yakni ikan Red Devil. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) membuat trobosan baru berupa pakan atau pelet untuk kepiting dari hama yang mengganggu Danau Toba yakni ikan Red Devil.

Terobosan yang mereka ciptakan merupakan giat dari Program Kreativitas Mahasiswa. Ide tersebut tercipta sebagai solusi bagi para pemilik tambak kepiting.

Ulfa Khairiyah bersama rekan-rekannya telah melakukan riset di lapangan, bahwa kebutuhan pelet untuk pakan kepiting tergolong masih belum terpenuhi bagi para pemilik tambak.

"Karena pelet sebagai pakan ikan sudah biasa. Jadi kami riset lagi dan mencari tahu hewan apa yang butuh nilai protein tinggi di makanannya. Ternyata kepiting membutuhkan protein yang tinggi untuk perkembangan cangkang dan pembesaran daging," kata Ulfa.
 
Selain membantu menyelamatkan ekosistem, ide yang mereka ciptakan juga menjadi peluang bisnis tersendiri. Apalagi saat ini budidaya kepiting sedang berkembang pesat.

"Karena memang sudah ada larangan pengambilan kepiting secara besar-besaran juga di alam, kan? Jadi nelayan juga banyak yang beralih untuk membudidaya kepiting sendiri. Contohnya semakin banyak kita jumpai budidaya crab house atau apartemen kepiting," lanjutnya.

Selain menciptakan opsi pakan yang variatif bagi pemilik tambak kepiting, produk yang anak-anak muda ini hasilkan juga membantu ekosistem air tawar. 

Seperti yang diketahui, populasi ikan red devil di Danau Toba telah menjadi hama bagi ikan-ikan lain.

"Ikan ini adalah spesies ikan berbahaya yang sulit diberantas dan justru memangsa ikan lainnya. Jadi kita buat seperti ini tujuannya mengurangi hama juga ya," ungkapnya.

Meskipun kaya protein, ikan red devil tidak enak untuk dikonsumsi manusia dan tidak memiliki daya jual.

Sehingga tipe pengolahan ikan red devil yang dilakukan Ulfa dan tim adalah solusi cerdas untuk membuatnya bernilai ekonomis.

"Ternyata setelah melihat jurnal, ikan red devil ini memiliki nilai protein yang sangat tinggi sekaligus cocok untuk dijadikan pakan hewan," ujarnya.

Dengan kandungan protein yang dimiliki ikan red devil, mereka akhirnya membuat crabvil (dry crab food) alias pakan kepiting berbahan dasar red devil. Selain ikan berwarna kemerahan itu, mereka juga sedikit mencampurkan maggot dalam olahannya.

"Ikan red devil dan maggot dikeringkan, digiling, dan dijadikan tepung dahulu, setelah itu campurannya ada tepung terigu, tepung tapioka, dedak, vitamin c, vitamin e, dan telur bebek. Bahan dasar ikan red devil dan maggot yang sudah dikeringkan mencapai 58,33 persen dari keseluruhan bahan yang telah dicampur," jelasnya.

Keunggulan dari temuan ini disebut Ulfa nantinya pakan bisa disimpan lama dan tidak mudah busuk. Kreasi pakan kepiting ini pun memiliki nilai protein tinggi dan nutrisi baik yang mengandung vitamin c dan vitamin e.

Sangat membantu dalam menghasilkan produksi kepiting yang sehat dan besar.
 
"Kami telah melakukan uji laboratorium untuk kelayakan pakan dan kandungan yang ada di dalamnya. Sekarang kami sudah membuka pesanan melalui beragam platform. Kemarin ada yang tertarik dan dikirim ke Jambi," pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved