Berita Medan

Mulai Tahun Ajaran Baru 2024, Sastra Masuk Kurikulum, Begini Tanggapan Akademisi dan Guru

Program ini merupakan turunan dari Merdeka Belajar yang diharapkan bisa memantik daya kritis dan reflektif para pelajar.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HO
Ilustrasi sampul pedoman buku rekomendasi dalam program sastra masuk kurikulum dari Kemendikbud. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memasukkan sastra ke dalam Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran baru mendatang untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Program ini merupakan turunan dari Merdeka Belajar yang diharapkan bisa memantik daya kritis dan reflektif para pelajar.

Karya Sastra dimaksud Kemendikbud dapat mengundang pembacanya untuk melihat unsur batin para tokoh.

Melalui karya sastra ada beragam makna dan perdebatan moral yang dapat membuat pembacanya keluar dari pemikiran sederhana atau pikiran mainstream.

Akademisi sastra, yang juga Kepala Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan, Dr. Muharrina Harahap menyampaikan apresiasinya terhadap program Kemendikbud yang akan dimulai pada tahun ajaran baru tersebut.

Menurutnya, ini merupakan kemajuan bagi dunia sastra, yang mulai dilihat keberadaannya.

"Saya sangat apresiasi ya dengan hal ini, karna membuktikan bahwa sastra itu sebenarnya suatu hal yang menarik," ujarnya kepada Tribun Medan.

Muharrina beranggapan target pemerintah untuk meningkatkan daya kritis dan minat literasi siswa akan tercapai melalui karya sastra.

"Sastra itu yang diperkuat adalah interpretasi dari pembaca. Misalnya diimplementasikan ke pembelajaran, harusnya bisa memacu daya kritis siswa. Sastra, kan, intinya membangun pemikiran baru atau ide-ide dari pengarangnya. Jadi sangat sesuai untuk membangun daya kritis siswa," katanya.

Sebagai kepala Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Medan (Unimed) yang melahirkan banyak tenaga pendidik, menurutnya guru-guru juga sudah mumpuni untuk mengimplementasikan program ini.

"Saya rasa para guru akan mampu mengadaptasi hal ini, karena seperti yang kita lihat para guru-guru PPG juga dikuatkan literasinya. Jadi untuk yang sudah di Diklat atau sudah punya sertifikat profesional pasti tidak kesulitan," ungkapnya.

Sementara itu guru SD Negeri 060823 Medan Amplas yang juga merupakan pegiat sastra kota Medan, Ahmad Munawar, menganggap jika program "Sastra Masuk Kurikulum" adalah terobosan yang bagus, tetapi sedikit terlambat.

"Kebijakan Sastra Masuk Kurikulum itu bagus. Tentunya pemerintah sudah berpikir dengan matang. Namun bagi saya ini terlambat, kenapa tidak dari dulu mempunyai gagasan seperti ini," ujar ketua komunitas Medan Teater itu.

Sebagai seorang guru, Munawar juga telah mencermati bagaimana nantinya program ini bekerja di semester depan. Dirinya yang sudah seringkali menjadi sutradara dalam pementasan teater ini menganggap jika inti dari semua ini nantinya ialah realisasi.

"Yang paling penting nanti adalah bukti dan realisasi di lapangan. Pendidik juga dalam menjalankan program ini harus optimis," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved