Berita Medan
KPPU Sebut Kekuatan Tawar Petani Karet Sumut Akan Naik Jika Bentuk Koperasi
Ridho menilai penggabungan para petani karet di dalam koperasi perlu dilakukan dan digalakkan.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Ridho Pamungkas mengatakan, kekuatan tawar petani di Sumatra Utara akan semakin naik di hadapan pembeli yakni industri jika membentuk koperasi.
"Dengan koperasi, petani memiliki daya tawar untuk menjual karetnya kepada pembeli," ujar Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas di Medan, Minggu (19/5/2024).
Ridho menilai penggabungan para petani karet di dalam koperasi perlu dilakukan dan digalakkan.
Selain dapat memiliki kuasa penuh atas karet produksinya, koperasi juga mempunyai daya untuk bermitra dengan pembeli karet mereka atau pelaku industri.
"Dengan demikian, petani bisa menjual karetnya langsung ke industri, tidak harus melewati 'middle man'," kata Ridho.
KPPU menduga "middle man" atau perantara ini menjadi salah satu pihak yang berperan dalam mengatur harga karet sehingga nilainya jatuh.
Harga yang semakin rendah, membuat petani jadi terpaksa menjual produksi karetnya ke salah satu pihak.
Hal tersebut menimbulkan penjualan hanya dilakukan pada pihak tertentu saja, dan pembeli lain tidak mendapatkan pasokan.
Berdasarkan catatan KPPU Kanwil I, setidak-tidaknya ada 10 pabrik pengolah karet yang tutup di Sumut. "Kami sedang menelusuri hal itu," ujar Ridho.
Pada Juni 2023, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) menyatakan, mulai dari tahun 2017 volume ekspor karet Indonesia turun rata-rata 10 persen setiap tahun.
Tahun 2017 Indonesia mengekspor sekitar 3,3 juta ton karet, tetapi lima tahun kemudian turun menjadi sekitar 2,1 juta ton. Bahkan, kondisi tersebut membuat Indonesia terpaksa mengimpor sekitar 100 ribu ton karet setiap tahunnya.
Sedangkan berdasarkan catatan perusahaan rantai pasok dan agribisnis nasional Gokomodo, pada tahun 2022, Sumatra Utara merupakan provinsi penghasil karet terbesar kedua di Indonesia setelah Sumatra Selatan.
Sepanjang periode tersebut, Sumut menghasilkan 321.600 ton karet dan Sumsel 913.400 ton karet, kemudian tiga provinsi penghasil karet terbanyak lainnya yaitu Jambi (317.600 ton), Riau (307.300 ton) dan Kalimantan Barat (255.800 ton).
(cr26/tribun-medan.com)
| Pionir Midwest Rock dari Medan, Grass Park Hadir dengan Filosofi Taman Rumput dan Idealisme Genre |
|
|---|
| Sambil Menginang, Boru Ginting Memohon ke Presiden Usai Rumahnya Digusur Pemko Medan |
|
|---|
| Menag Nasaruddin Umar Klaim Solusi Prabowo untuk Palestina Diapresiasi Dunia |
|
|---|
| TAMPANG Pelaku Pembongkaran Rumah Pensiunan Dosen |
|
|---|
| Dari Medan ke Mancanegara: Otten Coffee Bawa Cita Rasa Lokal Melalui LazMall |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Petani-Karet-Menderes.jpg)