Berita Viral

SATU dari Lima Komplotan Begal Casis di Kebon Jeruk Ditembak Mati, Ini Peran Para Tersangka

Pelaku utama pembegalan calon siswa (Casis) ditembak mati polisi. Korban bernama Satrio Mukhti (18). 

HO
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dan ilustrasi begal. Terkuak peran komplotan begal sadis yang bacok calon siswa (casis) Bintara Polri Satrio Mukti Raharjo (18) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pelaku utama pembegalan calon siswa (Casis) ditembak mati polisi. Korban bernama Satrio Mukhti (18). 

Jajaran Polda Metro Jaya menembak mati satu dari lima komplotan yang melakukan pembegalan

Pembegalan terjadi di Kebun Jeruk, Jakarta Barat.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Rovan Richard Mahenu mengatakan pelaku berinisial PN itu diberikan tindakan tegas lantaran melawan saat diamankan.

PN dan empat pelaku lain diamankan jajaran Subdit Jatanras Polda Metro Jaya secara terpisah di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Tangerang Kota untuk pada Rabu (15/5/2024) dini hari.

"Kami melakukan pengembangan ke beberapa titik sesuai dengan pengakuan dari pelaku. Namun dalam pengembangan tersebut pelaku melakukan perlawanan," kata Rovan, Kamis (16/5/2024).

Baca juga: Putri Roy Marten Rugi Rp 980 Juta Gegara Jadi Korban Penipuan Vila di Bali, Developer Menghilang

Baca juga: PKS Deliserdang Punya Syarat Mutlak bagi Calon Bupati yang Diusung, Junaidi Parapat Harus Jadi Wakil

Lantaran melawan dan membahayakan petugas, personel Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya terpaksa melesakkan tembak ke arah dada PN untuk melumpuhkan.

Selain PN, dua pelaku lain berinisial AY dan MS juga ditembak pada bagian kaki karena berupaya melarikan diri saat diamankan personel Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

"Kami jelaskan untuk yang ditembak mati adalah pelaku utama atas nama PN. Untuk pelaku utama ada tiga, yang dua atas nama AY dan MS ditembak di kaki," ujar Rovan.

Usai kejadian jenazah PN dibawa penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya ke Instalasi Forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk proses autopsi.

Dokter forensik RS Polri Kramat Jati, Niken menuturkan dari hasil pemeriksaan dilakukan pihaknya PN tewas akibat satu tembakan peluru dari arah dada yang tembus ke punggung.

"Kita terima (jenazah PN) tadi malam. Tembakan masuk dari depan keluar dari belakang. luka tembak di bagian dada, jadi dada pertengahan dada dan keluar di punggung," tutur Niken.

Peran Para Tersangka

Terkuak peran komplotan begal sadis yang bacok calon siswa (casis) Bintara Polri Satrio Mukti Raharjo (18) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Polisi menyebut komplotan tersebut sangat sadis.

Bahkan, bukan cuma membuat jari korban putus. Satrio juga mengalami luka di bagian paha.

"Cukup sadis, korban jari kelingking kanannya terluka, kemudian pahanya juga terluka," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kamis (16/5/2024).

Kini, kelima pelaku begal sadis itu telah diringkus aparat Polda Metro Jaya.

Peran Para Pelaku

Tiga pelaku merupakan kelompok spesialis pelaku kejahatan kekerasan.

Mereka berperan sebagai joki, kapten dan eksekutor.

Kemudian pelaku lainnya punya peran memasarakan hasil curian motor dan ponsel.

Satu pelaku terakhir yakni pembeli barang hasil kejahatan.

"Ini mereka kelompok yang sangat sadis ya, kasihan korban. Ada beberapa TKP yang sudah diungkap," katanya.

Peristiwa pembegalan yang menimpa casis Bintara Polri itu terjadi di kawasan Kebon Jeruk, Sabtu (15/5/2024) pukul 05.00 WIB.

Saat itu korban berangkat mengendarai sepeda motor dari rumahnya di Tanjung Duren, Jakarta Barat menuju lokasi tes psikologi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Di tengah jalan, korban disalip tiga orang pelaku begal yang diduga sudah membuntuti korban.

Salah satu pelaku membacok korban hingga jari korban terputus. Motor dan handphone (HP) korban dirampas oleh para pelaku begal.

Korban sempat berduel dengan kawanan begal yang merampas motor dan ponselnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Keberanian itu bukan tanpa sebab. Rupanya, Satrio merupakan atlet karate yang kerap memenangkan perlombaan di tingkat sekolah.

Saat itu, Satrio bercerita sedang dalam perjalanan dari rumahnya untuk menjalani tes casis Bintara Polri.

"Saya berangkat dari rumah jam 4 karena mau tes psikotes di SMK MI Pasanggrahan, Cileungsi jam 5 Subuh," kata Satrio, Rabu (15/5/2024).

Diceritakan Satrio, saat ia melintas di Jalan Arjuna, motor miliknya diikuti oleh satu motor yang dinaiki oleh tiga orang.

Satrio sudah curiga dengan keberadaan motor yang mengikutinya hingga ia berhenti di dekat pom bensin untuk mengecek apakah motor mencurigakan itu akan mendahuluinya atau tidak.

Kecurigaannya semakin menjadi lantaran motor tersebut juga ikut berhenti.

Alhasil, Satrio pun meneruskan perjalannya dengan kecepatan ekstra hingga akhirnya motor tersebut menabraknya.

Satrio yang sempat terjatuh lantas langsung berdiri dan terlibat duel dengan salah satu pelaku.

"Saya sempat berantem 1 lawan 1. Terus temannya yang tengah turun langsung ngeluarin sajam," kata Satrio.

Karena kalah jumlah dan pelaku membawa sajam, Satrio pun terluka ketika tangan dan kakinya terkena
bacokan golok dari pelaku.

"Kalau luka yang parah di tangan, tulang kelingkingnya putus tapi masih nyantel. Jadi pas dia ngeluarin saya nangkis," kata Satrio.

Saat itulah, motor Yamaha Aerox dan ponsel milik korban dibawa kabur oleh pelaku.

Setelah kejadian itu, korban sempat dibawa ke Klinik di dekat lokasi kejadian. Oleh orangtuanya, ia kemudian dibawa ke RS Tarakan.

"Di Tarakan langsung ditindak dan ditanganin, langsung dikasih infus," ujar dia.

Atlet Karate

Soal alasannnya berani duel dengan pelaku meski kalah jumlah karena Satrio memiliki bekal ilmu bela diri karate.

"Saya aktif karate dari kelas 4 SD. Di waktu SMP, saya sempat vakum. Habis itu saya balik lagi masuk karate itu di kelas 10 SMK," tuturnya.

Di masa SMK, Satrio pun pernah memenangkan perlombaan karate di tingkat Kota Jakarta Barat.

Sementara itu, terkait alasannya mendaftar menjadi polisi, Satrio menyebut ia memang bercita-cita menjadi anggota Bhayangkara.

"Tes ini sudah yang kedua kali, di motivasinya karena cita-cita dari kecil," ucapnya.

"Dengan kejadian ini jika mimpi ini saya harus terburuk saya ikhlas, tapi kalau dengan kejadian ini saya bisa menjadi anggota Polri saya siap," lanjutnya.

Ia pun menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian.

Mengenai kasus ini, Kapolsek Kebon Jeruk, Kompol Sutrisno mengaku saat ini telah membentuk tim gabungan dengan Polres Metro Jakarta Barat untuk memburu pelaku.

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa lima saksi.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved