Sumut Terkini

Jalur Utama Sering Macet, Wisatawan Lebih Pilih Jalur Alternatif Karo-Langkat ke Berastagi

Setiap kali akhir pekan dan musim libur tiba, kawasan wisata Berastagi dan beberapa objek wisata lainnya di Kabupaten Karo.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Sejumlah wisatawan melintas di jalur Karo-Langkat, tepatnya di kawasan Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Minggu (21/4/2024). (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Setiap kali akhir pekan dan musim libur tiba, kawasan wisata Berastagi dan beberapa objek wisata lainnya di Kabupaten Karo selalu diramaikan oleh kunjungan wisatawan.

Seperti halnya hari ini, Minggu (21/4/2024) meskipun sudah selesai musim libur Lebaran, kawasan-kawasan wisata di Kabupaten Karo masih saja diramaikan oleh kedatangan wisatawan terutama kaula muda.

Namun, sampai saat ini banyak wisatawan yang tak jarang mengeluh datang ke Berastagi terkadang terjebak kemacetan di jalur utama dari Kota Medan menuju Berastagi.

Diketahui, kemacetan di jalur utama ini bukanlah menjadi hal yang tahu dengan beberapa penyebab mulai dari volume kendaraan yang meningkat setiap kali akhir pekan, bencana alam ataupun karena adanya kendaraan yang rusak sehingga menutup akses jalan.

Dengan kondisi ini, sekarang banyak wisatawan terutama kawula muda lebih memilih berwisata ke Kabupaten Karo melalui jalur alternatif dari Kabupaten Langkat menuju Kabupaten Karo.

Di jalur alternatif ini, sekarang menjadi primadona wisatawan terutama yang mengendarai kendaraan roda dua atau sepeda motor.

"Sudah lebih sering dari sini sekarang, lebih enak enggak macet," ujar salah satu pengendara bernama Dian.

Dari jalur ini, memang wisatawan mendapatkan hal baru dengan pemandangan yang berbeda dari jalan utama. Jalur melintasi rimbunnya hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga menjadi daya tarik yang dicari oleh wisatawan terutama yang hobi lintas alam.

Namun, hal yang harus menjadi perhatian bagi wisatawan yang ingin melintasi jalur ini memang harus benar-benar mempersiapkan kendaraannya. Pasalnya, untuk melintasi kawasan TNGL jalur yang harus ditempuh jika datang dari kawasan Kabupaten Langkat didominasi oleh tanjakan yang lumayan curam.

Mulai dari Dusun Pamah Semelir, Desa Telagah, Kabupaten Langkat hingga ke kawasan Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, kondisi jalanan didominasi tanjakan.

Bahkan, di pintu masuk TNGL dari Kabupaten Langkat jalanan menanjak cukup curam dengan perkiraan kemiringan hampir 45 derajat.

"Paling ya itulah harus hati-hati memang apalagi pas masuk ke kawasan hutan. Lumayan curam tanjakannya, jalan pun agak sempit jadi harus fokus bawa kendaraan," ucapnya.

Tren ini, juga mendapat tanggapan dari pengamat wisata Dedi Nelson yang mengungkapkan jika saat ini memang wisatawan lebih tertarik dengan objek wisata baru.

Dimana wisatawan terus mencari spot-spot baru untuk dikunjungi terutama objek wisata yang natural seperti di jalan alternatif Karo-Langkat.

"Jalur ini sangat menarik, karena mereka bisa menikmati langsung pemandangan alam, mulai dari kawasan hutan, Gunung Sinabung saat masuk ke Kabupaten Karo, dan melewati objek beberapa objek wisata di Telagah," ucap Dedi.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved