Viral Medsos

ANTISIPASI Ancaman Serangan Balik Israel, Iran Mulai Persiapkan Diri di Darat, Laut dan Udara

Iran berjanji akan merespon dengan cepat dan lebih keras jika Israel membalas serangan yang mereka luncurkan pada Sabtu malam lalu.

Editor: AbdiTumanggor
HO
Pasukan khusus Iran, AL-Quds 

Serangan Iran tersebut dilancarkan usai Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Dalam serangan tersebut, tujuh anggota Garda Revolusi Iran tewas, di mana dua di antaranya berpangkat jenderal.

China sendiri memiliki hubungan mesra dengan Iran, dan sempat dimintai tolong oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk merayu Teheran agar tak menyerang Israel.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengungkapkan pihaknya khawatir dengan meningkatnya eskalasi situasi di kawasan.

Dikutip dari CGTN, Kemlu China meminta semua pihak yang terlibat tetap tenang dan menahan diri untuk menghindari eskalasi tensi yang lebih jauh.

Beijing mengungkapkan eskalasi merupakan manifestasi terbaru dari dampak serangan Israel ke Gaza.

Menurut mereka, tugas mendesak saat ini adalah sungguh-sungguh menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2728 dan mengakhiri konflik di Gaza.

Pada 25 Maret lalu, Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang meminta agar segera dilakukan gencatan senjata pada bulan Ramadan.

Selain itu, dilakukan pembebasan sandera secepatnya dan tanpa syarat dan perlunya segera membuka aliran bantuan ke Gaza.

Ada 14 anggota Dewan Keamanan yang setuju dengan resolusi tersebut, sementara AS abstain.

China juga menyerukan komunitas internasional, khususnya negara yang bisa mempengaruhi situasi, untuk memainkan peran konstruktif dalam menjaga pedamaian dan stabilitas kawasan.

Foto yang dirilis pada 9 April 2019 oleh kantor kepresidenan Iran, menampilkan fasilitas teknologi nuklir Iran di Teheran.(AFP PHOTO / HANDOUT)
Foto yang dirilis pada 9 April 2019 oleh kantor kepresidenan Iran, menampilkan fasilitas teknologi nuklir Iran di Teheran.(AFP PHOTO / HANDOUT)

Hubungan Israel dan Iran

Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.

Setelah Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, Israel menuduh Iran mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel.

Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved