Sumut Memilih

Pengamat Politik : Bobby Nasution Berusaha Perbaiki Hubungan dengan PDIP Meski Sulit

Riza menilai, hubungan yang tidak baik antara keluarga Jokowi membuat PDIP tak mungkin mengusung Bobby di pemilihan Gubernur Sumut. 

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/EDWARD
Wali Kota Medan, Bobby Nasution saat diwawancarai mengenai penerapan aturan parkir gratis diruas jalan di Kota Medan, Minggu (7/4/2024). Bobby mengatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas jukir yang masih aktif meminta uang parkir dan akan diterapkan pasalnya. 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Pengamat politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Riza Faisal menilai Bobby Nasution berkeinginan berbaikan dan kembali didukung pada Pilkada serentak 2024.

Namun menurutnya kemungkinan rekonsiliasi dengan PDIP sulit untuk terjadi. 

"Sebagai rencana saya kira bisa diterima. Secara kekuatan politik PDIP tidak bisa diabaikan. Tapi dilihat dari panasnya hubungan keluarga Jokowi dan PDIP saya kira berat itu, katakanlah untuk kebutuhan rekonsiliasi," kata Riza kepada tribun-medan.com, Selasa (16/4/2024). 

Hal itu disebut Riza menanggapi rencana silaturahmi dan pendaftaran Bobby Nasution ke PDIP. 

Riza menilai, hubungan yang tidak baik antara keluarga Jokowi membuat PDIP tak mungkin mengusung Bobby di pemilihan Gubernur Sumut. 

Meski begitu, Bobby masih punya peluang untuk didukung Golkar sebagai Gubernur meski beberapa kader Golkar Sumut lebih menginginkan Ijeck. 

"Untuk diusung PDIP tidak mungkin. Namun memang posisi sebagai calon Gubernur dari nyaris tidak terganggu di pusat karena pengaruh Jokowi yang kuat di Jakarta. Sementara keputusan soal rekomendasikan wewenang Jakarta," kata Riza. 

"Namun, perlu dipertimbangkan bahwa politik bukan soal konsolidasi elit saja, lebih dari itu harus dilihat juga penerimaan masyarakat. Kemudian, keberhasilan Ijeck dalam pemilu 2024 raihan kursi di DPRD sumut dan kabupaten. Ini penting dilihat. Golkar harus belajar dari beberapa Pilkada sebelumnya," kata Riza. 

Hal sama juga disampaikan pengamat politik dari Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara Shohibul Ansor. 

Menurutnya Bobby berharap mendapatkan dukungan PDIP meski peluang itu sangat kecil. 

"Kelihatannya sulit. Politisi Joko Widodo tidak akan berhenti berusaha meski peluang baginya sangat kecil. Saya kira itu yang dikerjakan Joko Widodo berhadapan dengan PDIP. Mungkin juga harus diduga bahwa di luar yang kelihatan, lobby dan semacamnya, yang tidak ketahuan, sudah berlangsung jauh lebih dahsyat," kata Shohibul. 

Menurutnya kehadiran Jokowi ke Sumut beberapa waktu lalu juga memiliki agenda untuk memberikan dukungan kepada Bobby untuk Pilkada Sumut. 

Shohibul berpandangan hal itu dilakukan Jokowi agar keluarganya tetap mendapatkan dukungan partai politik meski tidak memiliki kapasitas. 

"Salah satu hasil kunjungan Joko Widodo ke Medan yang tujuannya berganda. Tak cuma untuk menelisik peluang untuk maju pilkada dengan dukungan PDIP, tetapi juga upaya penjajakan pemulihan hubungan Joko Widodo dan keluarga dengan PDIP pasca pencoblosan pada pemilu 2024," kata Shohibul. 

"Karena menyadari bahwa semua anggota keluarganya pada dasarnya tidak memiliki bakat dan kapasitas dalam politik, maka Joko Widodo sangat mementingkan intervensi. Itu sebab kalangan kritis di Indonesia menyebutnya politik dinasti atau familiisme," katanya.

(cr17/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved