Berita Medan
Kisah IRT Mualaf, Sempat Ikut Aliran Sesat, Minum Darah Manusia dan Kecanduan Narkoba
Wanita berusia 40 tahun ini menceritakan, perjalanan hingga ke titik menjadi seorang mualaf.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - AL adalah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang lahir dari keluarga nasrani.
Kini, ia dan suami serta dua orang anaknya telah memutuskan menjadi mualaf sejak lima tahun yang lalu.
Wanita berusia 40 tahun ini menceritakan, perjalanan hingga ke titik menjadi seorang mualaf.
Hal tersebut menurutnya tidaklah mudah.
Berbagai keadaan telah dilalui.
Masih teringat jelas olehnya, puluhan tahun yang lalu saat itu dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Saat itu, AL remaja tinggal bersama dengan kakek (Opung) nya dan merupakan cucu kesayangan.
Suatu ketika, opungnya pun meninggal dunia dan AL pun kembali kepada kedua orangtuanya.
Tinggal bersama dengan orangtuanya, ia tidak merasakan kasih sayang dari ibu dan ayahnya.
"Saya kehilangan sosok yang menomor satukan saya, yaitu opung. Saya di rumah orang tua merasa tersisihkan, terbuang," kata AL saat ditemui di Mualaf Centre, Minggu (17/3/2024).
Saat itulah, dia merasa dunianya hancur dan menjadi berandal, mulai dari mengenal rokok hingga ganja.
"Waktu umur saya 13 - 14 tahun, saya sudah kenal rokok dan ganja. Tapi saya tidak suka mengisap ganja, karena bagi saya itu menyakitkan setiap kali saya menghisapnya," sebutnya.
Sejak itulah, ia mulai menghabiskan waktu di jalanan dan berteman dengan para berandalan hingga preman.
Karena pergaulan jalanan, sampai suatu hari ia pun terpengaruh mengkonsumsi narkoba jenis sabu.
"Dulu saya sering di Jalan Dr Mansyur sama teman-teman. Sampai kami taruhan, ada preman di sana siapa yang berani minta makan dan rokok sama preman dapat Rp 500 ribu," ucapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/AL-ibu-rumah-tangga-yang-memilih-menjadi-mualaf-saat-ditemui-di-Markas-Mualaf-Center.jpg)