Kesehatan

Kondisi Mata Kurnia Mega Alami Glukoma, Masih Bisa Sembuh? Berikut Pandangan Medis

Kondisi mantan kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga disebut alami glukoma. bisa disembuhkan?

Editor: Salomo Tarigan
TikTok
Mantan Kiper Andalan Timnas Kurnia Meiga 

TRIBUN-MEDAN.com - Kondisi mantan kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga disebut alami glukoma.

Glaukoma merupakan kondisi medis berupa gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata.

Pada umumnya, kerusakan saraf mata tersebut terjadi karena adanya tekanan tinggi pada bola mata.

Namun, ada beberapa kasus glaukoma yang terjadi walau tekanan pada bola matanya masih dalam batas normal sekalipun.

Jika terjadi cukup parah, glaukoma adalah kondisi yang bahkan bisa mengakibatkan kebutaan.

Baca juga: Hasil Liga Eropa: Gol Pulisic, AC Milan Lolos ke Babak Perempatfinal Usai Taklukkan Slavia Praha 3-1

Kurnia Mega ramai diperbincangan karena kehilangan penglihatan yang tiba-tiba.

Sudah sejak tahun 2017, Kurnia Meiga mengalami kondisi tersebut.

Baca juga: Perolehan Suara Parpol di Dapil Sulut, PDIP Raih Suara Tertinggi di Tempat Kelahiran Ibu Prabowo


Ia disinyalir terkena Glaukoma, sebuah kondisi kerusakan pada syaraf mata yang menyebabkan penyempitan lapang pandangan.

Bahkan, dalam sebuah podcast mantan istri Kurnia Meiga pernah mengungkapkan usaha penyembuhan untuk pria berusia 33 tahun.

Dalam sebuah tayangan disebutkan bahwa mertuanya hendak menjual GOR pribadi senilai Rp 40 miliar untuk kesembuhan Kurnia Meiga.


Dari pandangan medis, bisakah Glaukoma disembuhkan total?

Berikut penjelasannya.

Pakar Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga dr Yulia Primitasari Sp M(K), menyebut, meski telah diobati penyakit tersebut tidak dapat sembuh sepenuhnya.

Namun dapat mencegah keparahan. Salah satunya, pemberian obat penurun tekanan pada mata. Harapannya, obat tersebut bekerja untuk mengembalikan tekanan mata kembali normal.

“Jika pemberian obat ini kurang efektif biasanya kita melakukan pengobatan lanjutan yakni melakukan laser atau pembedahan. Namun sebelum melakukan pengobatan lanjutan harus melihat dari faktor risiko dan komplikasi yang diidap oleh orang dengan glaukoma,” paparnyandikutip dari Unair TV, Kamis (14/3/2024).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved