Berita Viral
FAKTA-fakta Satu Keluarga Lompat dari Lantai 22, Tangan Diikat, Ayah Cium Kening Anak Sebelum Lompat
Kasus satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak, tewas bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan,
Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," kata Agus Ady.
Usai kejadian, polisi pun melakukan olah TKP dan membawa jenazah ke RS Cipto Mangunkusumo untuk proses visum et repertum.
Kesaksian Warga
Sebelumnya, warga yang sedang beraktivitas di apartemen dikagetkan bunyi benturan kencang dari tubuh empat sekeluarga itu ketika terjatuh ke halaman parkir apartemen.
"Setelah bunyi kencang gitu pada keluar, ternyata ada orang lompat dari atas, sudah ngegeletak semua," kata warga.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, pada pukul 19.30 WIB keempat jenazah sudah dibawa mobil ambulans setelah polisi selesai melakukan olah TKP dan identifikasi awal.
Adapun pihak kepolisian yang bertugas di lokasi antara lain aparat Polsek Metro Penjaringan dan Tim Inafis Polres Metro Jakarta Utara.
Polisi juga sudah memasang garis polisi di sekitar area keempat korban tewas tersebut.
Adapun keberadaan empat orang yang tewas terjatuh itu juga menjadi tontonan para penghuni apartemen hingga malam ini.
Diduga Ada Peran Ayah dan Tetangga
Faktor sang ayah diduga mempengaruhi keluarganya ikut mengakhiri hidup loncat dari Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Pakar psikologi klinis dari Universitas Islam Indonesia (UII), Qurotul Uyun memberikan analisanya terkait peristiwa tersebut.
Qurotul Uyun menduga bahwa orang tua yaitu EA dan AI memiliki peran krusial untuk mempengaruhi anak-anaknya untuk ikut mengakhiri hidup.
Pasalnya, Uyun menuturkan peran orangtua dapat mempengaruhi sudut pandang seluruh keluarga terhadap masa depannya sehingga berakhir putus asa.
"Jika memang di situ, keluarga kompak dalam ide mengakhiri hidup, mungkin orang tuanya yang sangat kuat mempengaruhi keluarganya, sehingga mempengaruhi pola pikir keluarganya menjadi negatif terhadap masa depannya," kata Uyun, Minggu (10/3/2024).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/satu-keluarga-melompat-dari-atap-apartemen.jpg)