Breaking News

TRIBUNWIKI

SEJARAH Pesta Tapai, Tradisi Menyambut Bulan Ramadan di Batubara, Masih Dilakukan hingga Kini

Namun, saat ini banyak pedagang yang menambahkan menu khas melayu lainnya di pesta tapai, mulai dari dodol, selai srikaya, hingga rendang serai kepah.

|
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/Alif Alqadri Harahap
Pesta tapai tradisi khas melayu menyambut Bulan Ramadan di Kabupaten Batubara sudah ada sejak Indonesia belum merdeka, Jumat(25/3/2022). 

TRIBUN-MEDAN.COM, BATUBARA - Banyak tradisi dilakukan masyarakat di Indonesia menjelang bulan ramadan.

Seperti halnya yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut).

Kabupaten Batubara memang dikenal masih kental dengan Kebudayaan Melayu.

Kabupaten yang mekar dari Asahan pada tahun 2006 silam ini meninggalkan banyak kebudayaan.

Pesta Tapai di Dusun Pesta Tapai, Desa Dahari Silebar, Kecamatan Talawi
Pesta Tapai di Dusun Pesta Tapai, Desa Dahari Silebar, Kecamatan Talawi (TRIBUN MEDAN/ALIF)

Seperti Pesta Tapai di Dusun Pesta Tapai, Desa Dahari Silebar, Kecamatan Talawi, yang sudah ada sejak jaman penjajahan kolonial Belanda.

Pesta Tapai sendiri dahulunya bermula saat kerajaan Asahan masih melakukan transaksi kerbau.

"Dahulu ini bermula saat jual beli daging kerbau saat menyambut Bulan Ramadan. Sehingga Desa ini dijadikan sebagai pusat perdagangan daging kerbau.

Bermula dari pedagang di luar Kabupaten Batubara yang datang di rumah potong di desa ini," kata Efendi, Kepala Desa Dahari Selebar.

Menurutnya, perdagangan ini semakin ramai ketika pusat perdagangan semakin ramai pembeli.

"Awal mulanya, karena mau punggahan para pedagang mau menceritakan dimana mau beli kerbau. Dasarnya dari situ, maka pedagang ngumpul di satu warung.

Kemudian di tahun kedepannya, karena banyak pedagang datang yang lain masyarakat membuka warung lainnya," jelasnya. 

Dari itu, masyarakat mencoba keberuntungan dengan berdagang makanan khas melayu lemang dan tapai.

Namun, dari percobaan tersebut ternyata para pedagang kerbau tersebut merasa suka dan menggemari makanan khas melayu tersebut.

"Kenapa tapai dan lemang? Karena ini makanan khas melayu. Jadi kalau sudah datang pedagang, yang diminta itu lemang dan tapai," katanya.

Akibat dari hal tersebut, banyak pedagang yang ikut mencoba keberuntungan dan membuka warungnya masing-masing sehingga saat ini sudah ada 107 pedagang lemang dan tapai di Pesta tapai.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved