Viral Medsos

DULU Rival hingga Jatuhkan Hukuman, Kenapa Kini Wiranto Dukung dan Anggap Prabowo sebagai Adik?

Sosok Wiranto, yang pernah menjadi Menteri Pertahanan/Panglima TNI (dulu Panglima ABRI), kala itu langsung mengumumkan pemberhentian Prabowo dari TNI

|
Editor: AbdiTumanggor
istimewa
Dulu Wiranto yang Copot Pangkat Bintang dari Bahu Prabowo, Kini Keduanya Kompak Menjelang Pilpres 2024. Menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto terang-terangan memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto jadi Capres 2024. (Istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Wiranto, yang pernah menjadi Menteri Pertahanan/Panglima TNI (dulu Panglima ABRI), kala itu langsung mengumumkan pemberhentian Prabowo dari militer.

Bahkan video pemberhentian Prabowo kembali viral di media sosial. Pemecatan Prabowo diumumkan langsung oleh Wiranto, pada Senin, 24 Agustus 1998, berdasarkan rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang diketuai KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo. Foto dan pernyataan Wiranto menghiasi  halaman depan banyak surat kabar saat itu.

Semenjak itu, hubungan antara Wiranto dan Prabowo tampak tidak akur hingga Pilpres 2014 dan 2019 silam.

Fadli Zon, politikus Partai Gerindra telah menerbitkan buku yang diberi judul "Politik Huru Hara Mei 1998" yang diterbitkan pertama kali April 2004.

Dalam buku tersebut dikupas satu subbab "Rivalitas Wiranto dan Prabowo" (halaman 20).

Dalam sub bab itu, dikisahkan karier militer Wiranto dan hubungannya dengan Prabowo.

Disebutkan bahwa Wiranto adalah salah satu rising star di tubuh TNI setelah menjadi ajudan Presiden Soeharto.

Dari ajudan dia melesat menjadi Pangdama Jaya pada 1994-1996, setahun berikutnya menjadi Panglima Kostrad, lalu KSAD pada 1998 dan dalam kabinet Pembangunan VII menjadi Menhan sekaligus Panglima ABRI.

"Rivalitas Wiranto dan Prabowo menjadi pembicaraan kalangan elite khususnya elite tentara sejak awal 1998," demikian Fadli Zon menuliskan.

Rivalitas itu tampak makin meruncing setelah terjadi kasus penculikan terhadap sejumlah aktivis, yang rata-rata berusia muda kala itu.

Buku Politik Hura Hara Mei 1998 Karya Fadli Zon
Buku Politik Hura Hara Mei 1998 Karya Fadli Zon (Kompas TV/Iman Firdaus)

Dalam pergulatan politik, Wiranto disebut tidak begitu berpengaruh, sementara Prabowo punya pengaruh cukup kuat karena jabatan-jabatan strategis berada di tangan kawan-kawan Prabowo seperti KSAD, Danjen Kopassus, Pangdam Jaya, Dankorps Marinir dan lain-lain.

"Demikian kuatnya cengkeraman Prabowo di ABRI ketika itu, sampai-sampai ia dituduh akan melakukan kudeta terhadap Soeharto."

Dalam kasus penculikan yang terjadi jelang 1998, Wiranto disebut tersentak mendengarnya.

Wiranto pun memanggil Prabowo yang kala itu sebagai Pangkostrad untuk mencari tahu kebenarannya.

Prabowo membenarkan bahwa penculikan memang terjadi dan Kopassus terlibat. Hanya saja operasi intelijen itu tidak dilaporkan agar tak merepotkan institusi. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved