Viral Medsos

PILU Nenek di Subang, Tewas Terkejut Dengar Petasan yang Dinyalakan Caleg Gagal di Menara Masjid

Caleg bernama H Ahmad Rizal yang berasal dari NasDem itu sengaja menyalakan petasan di menara masjid karena kalah dari rekan separtainya, Harungi Alvi

Editor: Satia
Istimewa
Caleg dan tim sukses main petasan di menara Masjid, di Dusun Sengon, Tambak Jati, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Depresi gagal jadi Calon Anggota DPRD, pria di Dusun Sengon, Tambak Jati, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat nyalahkan petasan di atas masjid.

Dirinya depresi lantaran sudah habis uang banyak, namun suara pemilihan tak sesuai yang diharapkan.

Dalam video yang beredar di luas di media sosial, memperlihatkan caleg yang mengenakan baju hitam dan topi silver itu tampak semringah usai petasan yang ia siapkan sudah dinyalakan.

Baca juga: AKHIRNYA Presiden Jokowi Berhasil Mempertemukan AHY-Moeldoko di Istana Negara

Diketahui, caleg dan tim suksesnya (timses) tersebut menyalakan petasan di sebuah menara masjid, dikutip dari tayangan YouTube Tribun Jabar.

Belakangan diketahui peristiwa tersebut terjadi di Dusun Sengon, Tambak Jati, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat.

Caleg bernama H Ahmad Rizal yang berasal dari NasDem itu sengaja menyalakan petasan di menara masjid karena kalah dari rekan separtainya, Harungi Alvi.

Aksi Rizal tersebut membuat seorang nenek bernama Dayeh (60) meninggal dunia.

Sebelum meninggal dunia, Dayeh sempat dirawat di rumah sakit karena drop setelah mendengar suara petasan di sekitar rumahnya.

Dayeh diduga memiliki riwayat penyakit jantung.

Baca juga: KEJI Suami di Palembang, Siram Air Mendidih ke Istri Hingga Melepuh, Emosi Disuruh Cari Nafkah

Usai mendengar suara petasan tersebut, nenek berusia 60 tahun itu mengalami penurunan kondisi.

Sebab, suara petasan itu disebut cukup keras dan dinyalakan oleh Ahmad Rizal beserta timsesnya selama beberapa hari.

Tetangga korban, Daspin, mengatakan Dayeh sempat dibawa ke beberapa rumah sakit.

Namun, saat itu beberapa rumah sakit yang dituju penuh dan berujung Dayeh tak mendapat pelayanan.

Akhirnya, ia dibawa pulang dan menjalani perawatan di wilayah Sukamandi selama dua hari sebelum meninggal dunia di rumahnya pada Sabtu (24/2/2024)  sore sekitar pukul 16.00 WIB.

“Memang sudah sakit pada awalnya, malam diinfus. Saat malam mendengar suara petasan kaget, besar banget."

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved