Berita Viral

NASIB Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Edie Dilaporkan 2 Wanita Jelang Pemilihan Rektor Baru

Nasib Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Edie Toet Hedratno dilaporkan ke Polda Metro Jaya menjelang pemilihan Rektor baru pada Maret 2024

Editor: AbdiTumanggor
https://univpancasila.ac.id
Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Edie Toet Hedratno. (https://univpancasila.ac.id) 

"Kami akan menunggu proses hukum yang berjalan di Polda, dan karenanya tidak dapat mendahului proses yang sedang berjalan," ujar Putri.

Dia memastikan, pihak kampus menghormati proses hukum yang tengah berjalan.

Begitu pula terhadap pelapor maupun terlapor dalam kasus dugaan pelecehan seksual tersebut.

"Kami juga mengimbau semua pihak untuk mendukung proses yang sedang berjalan ini. Yang jelas kami selalu berkomitmen untuk kooperatif dalam menjaga hal terbaik untuk institusi," ungkapnya.

Putri menyebut, saat ini ETH dan RZ masih berstatus sebagai karyawan aktif di Universitas Pancasila.

"Yayasan dalam waktu dekat akan melaksanakan rapat pleno untuk membahas kasus tersebut, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan posisi rektor," terang dia.

Kronologi kasus

Kuasa hukum kedua korban Amanda Manthovani menjelaskan dugaan pelecehan seksual terhadap kliennya RZ dan DF terjadi di ruang rektor selaku terlapor.

"Nah pukul 13.00 WIB dia menghadap ke rektor, dia ketuk-ketuk. Pas dia buka pintu rektornya sedang duduk di kursi kerjanya rektor. Di seberang kursi atau meja kerja rektor itu banyak kursi-kursi agak jauh posisinya," kata Amanda, Minggu 25 Februari 2024.

Saat itu korban mencari tempat di kursi yang agak panjang dan mengambil posisi duduk yang agak jauh. Saat itu, rektor memberikan perintah-perintah mengenai masalah pekerjaan.

"Dia nulis-nulis, dia bawa buku. Tiba-tiba pelan-pelan si rektornya tahu-tahunya sudah duduk satu bangku sama dia (korban), posisinya mendekat," ucapnya.

Selanjutnya tidak lama kemudian, saat korban tengah duduk sambil mencatat, tiba-tiba korban dicium oleh rektor di bagian pipi. Saat itu korban langsung kaget dan ketakutan.

"Nah langsung dia, 'saya langsung berdiri mba, saya kaget dan saya sebenarnya pengennya, ingin saya ngamuk, ingin mukul, tetapi saya masih sadar dan saya langsung ketakutan'. Dia langsung buru-buru pengen keluar," tutur Amanda.

Tidak hanya itu, ketika korban ingin cepat-cepat keluar dan ketika sebelum keluar sang rektor dengan bahasa baik dan lembut meminta pertolongan kepada korban untuk melihat mata rektor apakah merah atau tidak. Kemudian korban mengatakan mata rektor tidak merah. Akan tetapi, rektor meminta untuk meneteskan obat mata sebelum keluar ruangan.

"Dia ngambil obat tetes tuh. Dia menuju tasnya, tasnya rektor diambil, 'tetesin saya dulu, baru keluar' intinya gitu lah. Nah terus posisi rektor itu duduk karena sudah kejadian tadi dicium dia tidak berani dekat-dekat," imbuhnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved