Pilpres 2024

KENAPA PDIP Cuma Tolak Hasil Pilpres Tapi Tak Tolak Hasil Pileg?Bahkan Ganjar Arahkan DPR Agar Raker

PDI Perjuangan mulai melakukan gebrakan untuk mengusulkan Hak Angket guna melakukan penyelidikan dugaan kecurangan di Pilpres 2024. 

Penulis: Tommy Simatupang | Editor: Tommy Simatupang
HO
Ganjar menyuarakan gelar Hak Angket di DPR RI dan Politikus PDIP Adian Napitupulu yakin tetap solid mengusulkan hak angket 

"Ya saya kira Sirekap sudah menunjukkan ketidakberdayaannya sebagai sebuah sistem," ungkapnya.

Ganjar mengaku banyak menerima laporan terkait penggunaan Sirekap. Ganjar pun menilai seharusnya KPU dapat mengakui kesalahan jika memang penggunaan Sirekap banyak salah dalam membaca data.

"Nggak ada ceritanya satu TPS di atas 300, dan dia masih kemudian menampung itu. Masa kaya gitu mau kita terima, yang kita butuhkan sebetulnya adalah pengakuan dari KPU atau pembuatnya 'ya kami salah' itu paling fair," tuturnya.

"Hari ini, seperti gitu nggak mau ngaku salah, bagaiamana satu TPS lebih dari 300, itu saya kira orang nggak ngerti sistem aja ngira sistem itu fail," imbuh dia.

PDIP Raih Suara Tertinggi

Pada Pemilu 2024, PDIP meraih suara Parpol tertinggi di seluruh Indonesia. 

PDIP berada di peringkat pertama diiikuti Partai Golkar. 

Partai Golongan Karya (Golkar) menempel ketat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di hasil sementara perhitungan nyata atau real count KPU terkini yaitu Kamis (22/2) pukul 23.00 WIB.

Dilansir dari laman KPU, perolehan suara Partai Golkar mencapai 10.672.121 atau 15,13 persen, hanya terpaut 1,65 persen dengan PDIP yang berada di puncak dengan perolehan 11.837.622 suara (16,78 persen).

Posisi ketiga dan seterusnya ditempati oleh Partai Gerindra dengan perolehan 9.467.262 suara atau 13,42 persen dan PKB dengan perolehan 8.301.190 suara atau 11,77 persen.4

Selanjutnya diikuti oleh Partai NasDem dengan 6.649.157 suara atau 9,43 persen; PKS dengan 5.286.209 suara atau 7,49 persen; Partai Demokrat dengan 5.227.144 suara atau 7,41 persen; PAN dengan 4.898.088 suara atau 6,94 persen; dan PPP dengan 2.856.200 suara atau 4,05 persen.

Dengan perolehan suara tersebut, kesembilan partai politik di atas dinyatakan lolos ke parlemen karena melewati ambang batas parlemen atau parliamentary treshold yaitu 4 persen.

Sementara itu, terdapat sembilan partai politik lain yang belum menyentuh angka 4 persen. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan 2,54 persen; Partai Perindo (1,29 persen); Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) dengan 0,94 persen; Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dengan 0,77 persen; dan Partai Buruh (0,62 persen).

Kemudian Partai Ummat (0,46 persen); Partai Bulan Bintang (PBB) dengan 0,37 persen; Partai Garda Republik Indonesia (Garuda) dengan 0,33 persen; dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dengan 0,25 persen.

Data tersebut merupakan hasil rekap 511.141 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 823.236 TPS atau 62,09 persen.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved