Tribun Wiki

Mengenal Apa itu Holocaust dan Bagaimana Sejarahnya, Serta Hubungannya dengan Adolf Hitler

Tiap tanggal 27 Januari selalu diperingati sebagai Hari Holocaust. Lantas apa itu Holocaust dan bagaimana sejarahnya

Editor: Array A Argus
jewishvirtuallibrary.corg via NDTV
Pemimpin Nazi, Adolf Hitler. (Sumber: jewishvirtuallibrary.corg via NDTV) 

Lempeng-lempeng beton tersebut disebut stelae.

Sementara itu, Monumen Holocaust juga memiliki satu museum bawah tanah berukuran kecil.

Museum tersebut bernama Ort der Information dan memuat nama-nama orang Yahudi yang menjadi korban Holocaust.

Meski bukan merupakan makam, bentuk dari stelae sangat mirip dengan batu nisan.

Tentu, hal ini semakin menegaskan bahwa wisata di Monumen Holocaust adalah bentuk dari perenungan akan peristiwa tragis tersebut.

Monumen Holocaust sendiri juga merupakan tempat untuk mendalami makna ketidakberdayaan, keputusasaan, dan kesepian, tiga emosi yang dirasakan para korban tragedi itu.

Sehingga diharapkan, para pengunjung yang bertandang di Monumen Holocaust dapat bersikap hormat dan sopan untuk mengenang para korban.

Monumen Holocaust diresmikan di Berlin, Jerman pada 10 Mei 2005, tepatnya enam puluh tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Sebenarnya, Monumen Holocaust sudah diusulkan sejak 1988.

Namun, pembangunan monumen ini baru mendapat dukungan pada penghujung 1990.

Sebab, sebelumnya ada perdebatan cukup panjang mengenai cara Jerman mengenang korban tragedi Holocaust.

Lokasi monumen ini dibangun berada di dekat bunker Adolf Hitler, serta berdekatan dengan gerbang Brandenburg.

Monumen Holocaust juga mendapat perlindungan ketat dari pemerintah.

Ada CCTV yang siap sedia 24 jam penuh mengawasi situs tersebut.

Tak boleh ada aksi vandalisme, sehingga lempeng stelae tersebut dilapisi oleh pernis khusus untuk melindunginya dari cat atau pilox.

Ada pula peraturan tak tertulis yang meminta pengunjung untuk tidak duduk-duduk, berfoto, atau mencorat-coretnya.

Monumen Holocaust juga sempat diliputi sejumlah kontroversi.

Ada sejumlah pihak yang menilai monumen ini malah melebih-lebihkan tragedi Holocaust.

Sedangkan, ada pula yang menganggap Monumen Holocaust hanya berpusat pada korban yang berasal dari kaum Yahudi.

Padahal, korban tragedi pembantaian besar pada saat itu juga mencakup kelompok lain, seperti kaum LGBT.

Meski begitu, Monumen Holocaust-lah yang menjadi penghubung bag sejumlah monumen peringatan Holocaust lain di seluruh wilayah Berlin.

Pasalnya, di Berlin ada juga beberapa monumen lain untuk mengenang korban pembantaian Nazi lainnya.

Yakni, mereka yang berasal dari kelompok imigran Italia, kaum homoseksual, orang cacat, dan musuh politik lainnya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved