Liga 2
Meskipun Tak Lagi Dukung 100 Persen, Mantan Supporter Sesalkan Sada Sumut Didegradasi
Kondisi ini, sangat disesalkan oleh berbagai pihak terutama para supporter yang mendukung Sada Sumut berlaga di Liga 2 nasional ini.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Kesebelasan Sada Sumut, harus menelan pil pahit setelah tidak pernah menang setelah beberapa kali pertandingan di Liga 2 musim 2023/2024.
Setelah kembali kalah usai menjamu Sriwijaya FC dengan skor 1-3 saat berlaga di Stadion Baharuddin Siregar, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (21/1/2024) kemarin, tim yang dahulu memiliki nama Karo United ini terdegradasi kembali ke Liga 3.
Kondisi ini, sangat disesalkan oleh berbagai pihak terutama para supporter yang mendukung Sada Sumut berlaga di Liga 2 nasional ini.
Apalagi, jika ditarik sebelumnya sepak terjang klub berjuluk Laskar Simbisa ini cukup gemilang saat di Liga 3 musim 2021/2022 yang berhasil menjadi juara nasional.
Namun, setelah mendapatkan promosi naik ke Liga 2 tampaknya Sada Sumut banyak mengalami perubahan yang tidak terbilang seberuntung sebelumnya.
Setelah menelan pil pahit harus kembali ke Liga 3, salah satu mantan supporter Karo United (Sada Sumut) Metra Ginting mengaku ia cukup menyesalkan hasil ini.
Dirinya mengaku, meskipun sudah tidak lagi mendukung 100 persen dirinya mengaku sedikit banyaknya melihat bagaimana perkembangan Sada Sumut.
"Kalau bisa dibilang ya sangat menyesalkan hasil yang ada saat inilah. Biarpun sudah tidak ada ikatan batin lagi karena sudah ganti nama, tapi kan masih kita lihat juga sama seperti melihat klub lain," ujar Metra, Senin (22/1/2024).
Apalagi, jika melihat semenjak berganti nama dari Karo United menjadi Sada Sumut, cukup banyak perubahan salah satunya menurunnya gairah supporter.
Pasalnya, setelah tidak lagi membawa nama Karo sebagai identitasnya sejak awal dibentuk yang menumbuhkan ikatan batin masyarakat Kabupaten Karo.
"Sekarang bukan lagi turun yang suport, bahkan mungkin sudah tidak ada lagi. Karena sudah enggak ada lagi ikatan batin kita," ungkapnya.
Dijelaskan Metra, selama klub yang lahir di Kabanjahe Kabupaten Karo ini terbentuk, supporter selalu meluangkan waktunya menonton pertandingan ke stadion.
Namun semenjak berganti nama, para supporter terlihat sudah sangat jauh menurun bahkan sudah tidak lagi mau terlibat memberikan dukungan secara langsung maupun tidak.
Sementara warga Karo lainnya Bayu, mengungkapkan dirinya sudah tidak mengetahui lagi seperti apa perkembangan Sada Sumut semenjak masuk ke Liga 2.
Apalagi semenjak berganti nama menjadi Sada Sumut, sudah tidak lagi terdengar riak-riak euforia masyarakat yang ingin tau atau memberikan dukungannya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/21012024_BERFOTO-BERSAMA_ABDAN-SYAKURO-1.jpg)