Sumut Terkini

Harga Gula di Sumut Masih Tinggi, Capai Rp 17 Ribu per Kilogram

Harga rata-rata gula kristal putih atau konsumen di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara terpantau masih tinggi, Kamis (11/1/2023).

TRIBUN MEDAN/DIANA AULIA
Sejumlah gula pasir tersusun rapih di rak pasar swalayan Medan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Harga rata-rata gula kristal putih atau konsumen di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara terpantau masih tinggi, Kamis (11/1/2023).

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumut, saat ini rata-rata harga gula pasir di Sumut telah mencapai Rp 17 ribu per kilogram.

Harga tersebut jauh lebih tinggi dari harga acuan pangan (HAP) gula kristal putih yaitu Rp 16 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag ESDM Sumut Sujatmiko menuturkan bahwa kenaikan harga gula tersebut telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

"Untuk gula di tahun 2024 ini rata-rata harga gula sudah mencapai Rp 17 ribu per kilogram, jauh dari harga HAP dan naik dari harga sebelumnya Rp 16.100 per kilogram," ujarnya.

Menurut Sujatmiko, kenaikan harga gula konsumen tersebut disebabkan oleh ketersediaannya yang mulai menipis namun permintaan gula terus meningkat.

Sedangkan, PTPN II yang memproduksi gula di Sumut dan deerah lainnya di Indonesia baru akan menggiling di bulan Februari 2024 mendatang.

"Untuk menunggu itu kita masih mengharapkan importasi gula dan itu juga tidak banyak, yang diimpor itu ada gula mentah dan gula kristal putih, gula mentah itu artinya harus diolah lagi menjadi gula kristal putih," paparnya.

Namun, upaya tersebut juga harus ditunda lantaran harga gula Internasional masih tinggi karena terpengaruh oleh fenomena alam Elnino, perang dan faktor lainnya.

"Surat persetujuan impornya itu sudah terbit tetapi para pelaku usaha itu menunda importasinya karena beberapa faktor yaitu karena harga gula internasional juga masih tinggi, penyebabnya ada Elnino, perang, dan faktor lainnya sehingga para pelaku usaha melihat lagi pemasukkan importasi kita dari luar negeri," paparnya

Sujatmiko mengatakan, jika dilihat dari data Disperindag seharusnya gula kristal di Sumut masih tersedia hingga saat ini karena produksinya melebihi kebutuhan gula di Sumut

Adapun total produksi gula kristal di Sumut sepanjang tahun 2023 mencapai 312.540 ton dan ketersediaannya sebanyak 411.725 ton, sedangkan kebutuhan gula di Sumut hanya 182.383 ton.

Dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa Sumut mengalami surplus gula sebanyak 229.342 ton sepanjang tahun 2023.

"Berdasarkan data di tahun 2023, seharusnya gula kita surplus tapi surplusnya dimana kita juga tidak mengerti, karena yang kita temukan di lapangan harganya tinggi, gula langka di pasar. Apakah ini karena tahun politik banyak yang membeli dengan jumlah banyak untuk dibagikan ataupun faktor lainnya, kita tidak tahu," ujarnya.

Hingga saat ini, dikatakan Sudjatmiko, pihaknya dan stakeholder lainnya masih menghitung lahan tebu, produksi hingga kebutuhan gula di Sumut.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved