Tribun Wiki

Profil dan Biodata Laily Annisa Kusumastuti Calon Pengantin BPH Kusumo Kuntonugroho

BPH Kusumo Kuntonugroho akan menikahi calon istrinya, dr Laily Annisa Kusumastuti. Lantas, seperti apa profil dr Laily? Simak ulasannya

Editor: Array A Argus
TribunJogja
Calon pengantin yakni putra kedua KGPAA Paku Alam X yakni B.P.H. Kusumo Kuntonugroho, S.P., M.Eng. (dengan nama kecil R.M. Bhismo Srenggoro Kunto Nugroho) Putera K.G.P.A.A. Paku Alam X dan G.K.B.R.A.A. Paku Alam dan dr. Laily Annisa Kusumastuti. (Dokumentasi Kadipaten Pakualaman) 

Laily Annisa Kusumastuti memiliki visi untuk mengembangkan kebudayaan dengan membangun kesadaran hidup bersih dan sehat, menggunakan pendekatan humanis dan berbudaya.

Siraman Dhaup Ageng

Pada Selasa (9/1/2023) sekitar pukul 08:00 WIB, dr Laily Annisa Kusumastuti dan BPH Haryo Kusumo telah menjalankan upacara adat siraman.

Sebelumnya, calon pengantin pria dan wanita telah menjalani prosesi nyengker atau pingitan pada Senin (8/1/2024).

Diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, upacara siraman Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman dilangsungkan secara terpisah, yaitu di Kagungan Dalem (KD) Kepatihan Gandhok Wetan (untuk calon pengantin wanita) dan KD Gedhong Parangkarsa (untuk calon pengantin pria).

Tim Pranata Adat Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman, Kanjeng Raden Nganten Tumenggung Retno Sumbogo menjelaskan, proses siraman diawali dengan penyampaian ubarampe siraman kepada pengantin putri, termasuk toya Perwita Adi dari Maerokoco ke Ndalem Kepatihan Pura Pakualaman serta pengantin putra di Parangkarsa.

Ubarame tersebut meliputi handuk, ratus, kebaya dan lainnya.

Sebelum ritual siraman dilakukan, prosesi didahului dengan acara sungkeman kepada orangtua masing-masing pengantin.

"Upacara siraman dilakukan sebagai bentuk pembersihan diri secara lahiriah dan batiniah bagi calon pengantin," terang Kanjeng Raden Nganten Tumenggung Retno Sumbogo, Selasa (9/1/2024).

"Setelahnya, calon pengantin putri kita busanani (dikenakan pakaian) ngagem sekar (pakai bunga), bunga melati di bagian dadanya dan kemudian melakukan prosesi siraman. Tapi sebelumnya, menunggu Gusti Putri terlebih dulu untuk memberikan pangestu," imbuhnya.

Prosesi siraman pengantin perempuan dilakukan oleh permaisuri Kadipaten Pakualaman yakni GKRAA Paku Alam, orangtua calon pengantin putri Dr Tri Prabowo, M.Kes., Sp.PD., FINASIM, budhe, beserta eyang.

Selain itu ada pula Bray Indrokusumo, Suryopadmonagoro.

Upacara siraman diakhiri dengan calon pengantin putri berwudlu, dilanjutkan pecah klenthing yang dilakukan oleh GKBRAA Paku Alam sambil mengucap ‘niyat ingsun mecah klenthing dadi sarana pecah pamore dr Laily Annisa Kusumastuti’

"Ucapan tersebut adalah harapan pada saat calon pengantin perempuan dirias akan memancarkan aura sehingga terlihat semakin cantik," terangnya.

Prosesi Ngerik

Calon pengantin putri juga akan dirias, namun lebih dulu diawali prosesi Ngerik yang dilakukan oleh Gusti Putri dilanjutkan perias pengantin.

Ngerik mengandung arti mencukur sinom atau rambut halus yang ada di dekat dahi.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved