Berita Medan
Walhi Mencatat ada 40 Bencana Ekologis Melanda Sumatera Utara di Tahun 2023
Akibatnya, 22 Meninggal Dunia, 1000 Jiwa mengungsi, 1231 bangunan rumah dan infrastruktur.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara mencatat, terdapat 40 Bencana Ekologis yang terjadi di Sumatera Utara, sepanjang tahun 2023.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba, pada acara Catatan Akhir Tahun 2023 beberapa waktu lalu.
Sebagian besar bencana ekologis tersebut adalah banjir dan longsor.
Akibatnya, 22 Meninggal Dunia, 1000 Jiwa mengungsi, 1231 bangunan rumah dan infrastruktur.
Dikatakannya, tidak belajar, sebuah kata yang tepat ditujukan ke Pemerintah. Bencana tersebut merupakan pembiaran.
Pembiaran hilangnya hutan area tangkap air. Justru, kelola hutan diberikan kepada Perusak hutan dan alam.
“5 Titik Kebakaran Hutan dan Lahan terjadi di Sumatera Utara dalam Tahun 2023. 2 terjadi di Kab. Karo, 3 lainnya terjadi di Kab. Dairi, Humbang Hasundutan, dan Padang Lawas," ujar Rianda.
Kemudian, dari pantauan lingkungan hidup selama 2023, baik primer maupun sekunder serta pendampingan secara langsung Ada 18 kasus konflik agraria – SDA dengan total luas mencapai 18.141 Ha.
“9 kasus di kawasan hutan dan 9 di kawasan areal penggunaan lain. Sekitar 7.000 Kepala Keluarga harus hidup dalam bayang-bayang konflik, ketidak nyamanan, dan bayang-bayang kehilangan sumber penghidupan. 16 orang kena jerat kriminalisasi. Sementara actor penyebabnya mendapat perlindungan khusus dari Negara. Baik berlabel Negara langsung dan Swasta," ungkapnya.
Sementara pelakunya ada Perusahaan Perkebunan milik BUMN, Institusi Kehutanan, badan usaha atau Koperasi militer, hingga Perusahaan swasta di bidang Perkebunan sawit, hutan tanaman industri, loging, hingga Pembangunan infrastruktur.
Walhi Sumut mencatat di Sumut, ada 157.054 Ha Perkebunan Sawit yang berada Dalam kawasan hutan yang sedang mengurus keterlanjuran ini di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pengusul mayoritas adalah Perkebunan sawit. Ada 43 perkebunan sawit dengan luas mencapai 128.288 Ha.
Kemudian 10553 Ha diusulkan oleh 5 Koperasi. Selanjutnya ada 22 Kelompok Tani dan Ormas yang mengusulkan total 11.829,32 Ha. Dan ada 43 perorangan yang mengusulkan lahan seluas 6383,6 Ha.
"Tercatat ada 13 kasus pencemaran lingkungan yang mencuat di Tahun 2023. Mulai dari pencemaran air, pencemaran laut, tanah, Sungai, hingga udara.
Sumber penyebab seperti Kapal Internasional pengangkut aspal, aktivitas Pelabuhan, pabrik, PLTU, hingga SPBU," pungkasnya.
(cr26/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Diskusi-catatan-akhir-tahun-Walhi-2023.jpg)