Breaking News

Natal dan Tahun Baru 2024

Berikut Dua Jadwal Ibadah Gereja di Kota Medan pada Natal 24 dan 25 Desember 2023

Pada tahun 2023, Persatuan Gereja Indonesia (PGI) telah menetapkan tema natal yakni 'Kemulian Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi'.

TRIBUN MEDAN/HO
Suasana di Gereja Katedral Medan saat perayaan misa Natal berlangsung, Sabtu (24/12/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Sambut perayaan natal 24-25 Desember 2025, banyak gereja telah melakukan persiapan.

Tak hanya melakukan persiapan perayaan natal, para gereja juga telah menetapkan jadwal ibadah.

Pada tahun 2023, Persatuan Gereja Indonesia (PGI) telah menetapkan tema natal yakni 'Kemulian Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi'.

Tema natal tersebut diketahui dikutip dari ayat Lukas 2:14 yang berbunyi: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya".

Adapun pesan yang disampaikan melalui tema tersebut yakni :

Saudara-Saudari terkasih.

Natal merupakan perayaan sukacita karena Allah berkenan menjumpai seluruh ciptaan-Nya dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Sukacita itu terungkap antara lain dalam nyanyian para malaikat dan bala tentara surga: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Lk 2:14).

Warta sukacita tentang kelahiran Yesus di kota Betlehem menggembirakan hati para gembala. "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud" (Lk 2:10-11). Para gembala adalah pribadi-pribadi sederhana yang memiliki harapan besar kepada Sang Mesias sebagai pembawa damai sejahtera.

Natal mengajak umat beriman untuk masuk dalam karya penyelamatan Allah dan bertemu dengan Sang Juru Selamat agar mengalami damai sejahtera. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu di panggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah" (Kol 3:15). Damai sejahtera (shalom) sebagai suasana hidup yang damai, rukun, dan tentram, tidak hanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarsesama umat manusia dan antara manusia dengan alam semesta.

Saudara-saudari terkasih

Kelahiran Yesus yang menjadi wujud karya penebusan Allah telah membawa sukacita bagi umat beriman. Kehadiran-Nya telah membarui hidup dan mendorong kita untuk terus berjalan bersama menegakkan Kerajaan Kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, dan golongan.

Bersamaan dengan Perayaan Natal ini, kita memasuki masa persiapan Pemilu 2024. Kita sebagai warga bangsa akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat. Perhelatan politik itu di samping membawa kegembiraan juga tidak jarang menyisakan dampak negatif seperti konflik dan perpecahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan.

Dengan berpegang pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan, maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani. Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan.

Semangat Natal menggerakkan umat Kristiani untuk terlibat secara aktif dalam menata kehidupan berbangsa yang lebih bermartabat demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu kita mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Saudara-saudari terkasih
Tindakan kita untuk memuliakan Allah dilaksanakan bukan hanya dengan membangun hubungan yang harmonis antarumat manusia tetapi juga perlu upaya-upaya untuk menjaga dan merawat alam semesta. Damai sejahtera tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk semua ciptaan dan kita dipanggil untuk turut menghadirkan sukacita bagi semua makhluk.
Terkait dengan hal itu, Perayaan Natal mestinya mendorong kita untuk semakin peduli, kritis, dan berani menolak berbagai bentuk perusakan lingkungan hidup, seperti pemanfaatan sumber daya alam tanpa ada upaya pemulihan, serta pencemaran air, tanah, dan udara yang sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk. Tanggung jawab menjaga lingkungan hidup ini merupakan panggilan dan perutusan dari Allah sendiri untuk semua umat beriman (bdk. Kej 2:15). Kesejahteraan bagi semua makhluk hanya akan terwujud bila alam ciptaanNya selalu terpelihara dan terjamin kelestariannya. Oleh karena itu bumi akan turut bersorak-sorai memuji Allah: "Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai" (Mz 96:11).
Saudara-saudari terkasih

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved