Tribun Wiki
Daftar Tradisi Natal di Indonesia dan Belahan Dunia, Mulai dari Berkirim Apel Hingga Menyantap KFC
Tiap negara, termasuk Indonesia punya beragam tradisi natal yang unik. Berikut ini ulasan lengkapnya
TRIBUN-MEDAN.COM,- Setiap suku bangsa di belahan dunia, termasuk di Indonesia memiliki beragam tradisi natal yang unik dan menarik.
Adapun tradisi natal ini berlangsung pada saat tanggal 25 Desember, persis di momen natal.
Dari beragam informasi yang ada, tradisi natal berlangsung mulai dari wilayah Sumatra Utara, hingga Papua.
Berikut ini tradisi natal di Indonesia berdasarkan daerah yang masih bertahan hingga saat ini.
1. Marbinda di Sumatra Utara
Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan setiap menjelang hari raya Natal yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara.
Tak sembarang hewan, biasanya yang disembelih pada pelaksanaan Marbinda adalah hewan yang berkaki empat seperti sapi, kerbau, atau babi.
Hewan yang disembelih merupakan hasil tabungan masyarakat yang telah dikumpulkan berbulan-bulan sebelumnya.
Uang tabungan tersebut berasal dari hasil penjualan padi yang dipanen oleh masyarakat.
Oleh karenanya, jenis hewan yang disembelih biasanya tergantung kesepakatan dan kesanggupan masyarakat.
Daging hewan sembelihan dari tradisi Marbinda biasanya akan dimasak, baru kemudian dibagikan pada masyarakat secara sama rata.
Kegiatan memasak daging sembelihan Marbinda biasa dikenal dengan nama Marhobas.
Secara umum, tradisi Marbinda bertujuan untuk mengeratkan kebersamaan masyarakat, membangun rasa gotong royong, serta sebagai wujud dari rasa syukur kepada Tuhan.
2. Rabo-rabo di Jakarta Utara
Di Jakarta Utara, persisnya di Kampung Tugu, ada sebuah tradisi natal bernama Rabo-rabo.
Tradisi rabo-rabo ini dilakukan oleh warga keturunan Portugis yang sudah lama tinggal di Jakarta.
Menurut artinya, rabo berarti mengekor dalam bahasa Portugis.
Karena masyarakat sering mengulang kata, disebutlah pelafalannya dengan rabo-rabo.
Dalam tradisi rabo-rabo ini, warga Betawi keturunan portugal melangsungkan silaturahmi perayaan natal.
Mereka akan beramai-ramai mengunjungi gereja terdekat.
Kemudian, saat menuju ke gereja, mereka berjalan diiringi alunan lagu keroncong sambil menari dan menyanyi bersama.
Setiba di gereja, mereka akan menjalankan ibadah dan melanjutkan perayaan dengan saling bersilaturahmi.
3. Kunci Taon Manado
Di Kota Manado, Sulawesi Utara, ada tradisi natal bernama Kunci Taon.
Biasanya, kegiatan ini akan dilangsungkan untuk memperingati akhir tahun.
Kunci Taon akan dilaksanakan pada awal minggu bulan Desember dan berakhir pada awal bulan Januari.
Dalam pelaksanaannya, akan dilakukan pawai keliling kampung dengan beragam kostum lucu.
Tidak hanya melakukan pawai keliling, biasanya warga akan lebih dahulu melakukan ziarah ke makam para orangtua.
Mereka menghaturkan doa, agar orangtua atau keluarga yang sudah tiada selalu diberkati.
4. Tradisi Ngejot di Bali
Di Pulau Bali, ada sebuah tradisi bernama ngejot.
Ngejot artinya memberi.
Tradisi ini biasa berlangsung saat jelang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Tradisi Ngejot juga dilakukan umat Hindu saat Hari Raya Galungan, Nyepi, dan Kuningan.
Tradisi ini juga berlaku untuk umat Kristiani saat Natal.
Makanan yang diberikan dapat berupa makanan siap saji, kue, jajanan, maupun buah-buahan.
Makanan yang diberikan juga berupa makanan yang tidak bertentangan dengan ajaran agama, misalnya umat Islam memberikan makanan khas opor dan ketupat, sedangkan umat Hindu akan memberikan makanan khusus yang halal untuk tetangga muslimnya.
Meskipun secara ekonomi bingkisan enjotan nilainya tidak terlalu banyak, namun tradisi ini memiliki makna simbolik yang besar.
Tradisi Ngejot menjadi simbol kerukunan, kekeluargaan, dan tali persaudaraan antar umat beragama di Bali.
Tradisi Ngejot diwariskan secara turun temurun serta dipercaya telah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Toleransi di Bali sangat tinggi, ikatan kekeluargaan sangat luar biasa yang tidak dibatasi dengan adanya perbedaan keyakinan.
5. Upacara Lettoan di Toraja
Kegiatan ritual budaya selalu unik dan bermakna, begitu pula Lettoan.
Lettoan ini menjadi puncak perayaan Natal pada tanggal 26 Desember.
Tapi Letoan bukan satu-satunya kegiatan perayaan Natal.
Lettoan adalah bagian dari festival lengkap di bulan Desember yang mencakup karnaval, acara tradisional, pertunjukan seni, wisata kuliner, pameran kerajinan, dan lainnya.
Bahkan, pemerintah setempat giat mempromosikan salah satu tradisi Natal Indonesia untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
6. Barapen di Papua
Salah satu perayaan Natal yang tergolong unik adalah Barapen masyarakat Papua.
Barapen merupakan tradisi membakar makanan yang selalu mengisi perayaan-perayaan besar, termasuk Natal.
Saat Natal, orang-orang akan bersemangat mengikuti tradisi membakar makanan ini.
Hal ini dilakukan sebagai ucapan rasa syukur, persatuan dan persaudaraan.
Biasanya, barapen sendiri diadakan sebelum merayakan kebaktian Natal.
Masyarakat berkumpul untuk memasak bersama makanan seperti daging babi, ubi jalar, kangkung, dan pepaya.
Semua makanan ini akan dimasukkan ke dalam lubang yang penuh dengan batu yang dibakar.
7. Meriam Bambu Flores
Sama seperti daerah lain, di Flores ada sebuah tradisi natal berupa memainkan meriam bambu.
Seperti permainan bambu lainnya, warga akan memodifikasi bambu sehingga bisa menimbulkan suara ledakan.
Permainan bambu ini dimainkan seluruh kalangan, baik anak-anak, maupun orangtua.
Tradisi Natal di Belahan Dunia
1. Menyantap KFC, Jepang
Bagi kebanyakan orang di penjuru dunia, menyantap Kentucky Fried Chicken atau KFC merupakan hal yang biasa.
Namun bagi umat kristiani di Jepang, menyantap KFC di hari natal merupakan sebuah tradisi.
Tradisi yang dinamakan Kurisumasu ni wa kentakkii atau Kentucky untuk Natal ini bermula dari sebuah kampanye iklan yang sukses pada tahun 1974.
Tradisi makan KFC di malam natal itu membuat sebagian orang rela mengantre dua jam atau bahkan memesan hidangan KFC berbulan-bulan sebelumnya.
2. Berkirim apel, China
Umat kristiani di China merayakan hari natal dengan tradisi saling mengirim apel dengan kerabatnya.
Biasanya apel yang akan dikirimkan dibungkus dengan kertas terlebih dahulu dan dituliskan harapan serta ucapan natal untuk penerimanya.
Tradisi ini berasal dari bahasa mandarin “Malam Natal”.
“Malam Natal” di Tiongkok disebut “Ping’an Ye” atau malam yang tenang atau malam yang damai.
Buah apel yang diberikan saat malam Natal itu disebut “ping’anguo” atau buah apel perdamaian.
Baca juga: Rayakan Natal Bersama Anak Binaan, LPKA Medan Sambut Baik Kunjungan Mahasiswa Kedokteran USU
3. Melakukan kegiatan musim panas, Australia
Jika umumnya di Eropa dan Amerika perayaan hari natal identik dengan musim dingin, maka berbeda halnya dengan perayaan hari natal di Australia yang selalu bertepatan dengan musim panas.
Hal itu pula yang membuat umat kristiani di Australia merayakan hari natal dengan bersantai di kolam renang, pantai, mall atau di tempat-tempat lainnya yang sejuk agar tidak kepanasan.
Di samping itu, sehari setelah natal, umat kristiani di Australia juga menggelar acara sakral yaitu pertandingan olahraga kriket dan dayung serta berkumpul untuk makan-makan bersama dengan kerabatnya.
4. Menyembunyikan sapu, Norwegia
Umat kristiani di Norwegia mempercayai bahwa di malam natal banyak roh jahat penyihir yang berkeliaran di area pemukiman warga.
Maka dari itu untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, sebelum tidur mereka menyembunyikan sapu yang ada di rumah mereka.
Hal itu dilakukan agar para penyihir jahat tak menemukan sapu untuk kepentingan sihirnya.
Sedangkan di malam harinya, para pria akan berjaga di depan rumah dengan senapan yang diarahkan ke langit untuk menakuti dan mengusir roh jahat yang berkeliaran.
Baca juga: 7 Tradisi Natal Unik di Indonesia, Ada Marbinda, Tradisi dari Sumatera Utara
5. Menggunakan pohon mangga atau pohon pisang sebagai pohon natal, India
Jika umumnya pohon natal yang digunakan untuk merayakan hari natal adalah pohon cemara, maka umat kristiani di India menggunakan pohon mangga atau pohon pisang sebagai pohon natal.
Berbedaan ini pula yang membuat perayaan natal di India menjadi unik.
Selain itu di untuk menyambut perayaan hari natal, umat kristiani di India juga menhias rumahnya dengan daun mangga serta lampu minyak yang diketakkan di atap atau tembok rumah.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/umat-katolik-bali-natal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.