Banjir Bandang di Humbahas

SUDAH 17 Hari, Polisi Belum Berhasil Ungkap Dugaan Perambahan Hutan Penyebab Banjir Bandang Humbahas

Memasuki hari ke 17 hari pascakejadian, polisi mengaku masih terus menyelidiki dugaan perambahan hutan yang diduga pemicu bencana alam tersebut.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com/Maurits Pardosi
Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor bersama dengan Kepala BNPB Suharyanto sambangi lokasi banjir dan longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Senin (4/12/2023). Dari 12 orang yang dinyatakan hilang, dua diantaranya sudah ditemukan. Alat berat masih terus bekerja membersihkan material bebatuan di lokasi 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polda Sumut belum berhasil mengungkap penyebab longsor dan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan yang menyebabkan 12 korban hingga.

Memasuki hari ke 17 hari pascakejadian, polisi mengaku masih terus menyelidiki dugaan perambahan hutan yang diduga pemicu bencana alam tersebut.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, polisi dan pemerintah daerah terus melakukan rangkaian penyelidikan.

"Iya. Semuanya dalam penyelidikan,"kata Kombes Hadi Wahyudi, Senin (18/12/2023).

Suasana rumah warga di yang terdampak banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Jumat (01/12/2023) malam sekira Pukul 21.30 WIB. Sebanyak 10 orang dari 12 masih dinyatakan hilang.
Suasana rumah warga di yang terdampak banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Jumat (01/12/2023) malam sekira Pukul 21.30 WIB. Sebanyak 10 orang dari 12 masih dinyatakan hilang. (HO)

Diketahui, baik PJ Gubernur Sumut Hassanudin, Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor dan Dinas Lingkungan Hidup Sumut menyatakan adanya dugaan perambahan hutan di Humbahas.

Perambahan hutan inilah yang diduga penyebab longsor dan banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.

Kepala Dinas LHK Sumut, Yuliani Siregar mengatakan saat ini tengah dilakukan upaya proses hukum berkordinasi dengan Polda Sumut dan Polres Humbahas.

"Saat ini, lagi proses penyelidikan terkait masalah adanya di hulu, dari pada lokasi banjir. Adanya penebangan di area lain yang masuk dalam kawasan hutan," ujar Yuliani, Rabu (6/12/2023).

Diketahui, banjir bandang dan longsor terjadi di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Jumat (01/12/2023) malam sekira Pukul 21.30 WIB.

Sebanyak 12 orang sempat dilaporkan hilang tertimbun longsor. Namun, 2 korban berhasil ditemukan dan 10 lainnya masih hilang.

Longsor bukan hanya lumpur, melainkan batu alam berukuran besar menerjang pemukiman warga.

Suasana evekuasi material longsoran batu di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas, Senin (4/12/2023).
Suasana evekuasi material longsoran batu di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas, Senin (4/12/2023). (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI)

Pencarian korban hilang dalam peristiwa bencana dan longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan masih terus berlanjut.

Dari 12 yang dinyatakan hilang, dua diantaranya sudah ditemukan.

Kepala Kantor SAR Medan Budiono menjelaskan, pihaknya akan mencari hinga hari ke-13, artinya ada penambahan waktu pencarian selama tiga hari dari waktu yang dijadwalkan sebelumnya.

"Hingga hari ke-10, kita tetap melakukan pencarian dan kita fokuskan di tepian Danau Toba. Kita melakukan penyisiran dan pembersihan sampah dan pepohonan yang ada di pinggiran Danau Toba," ujar Kepala SAR Medan Budiono dalam video yang diperoleh tribun-medan.com, Rabu (13/12/2023).

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved