Penemuan Mayat UNPRI

Kampus UNPRI Diduga Berupaya Hilangkan Bak Biru Disinyalir Berisi Mayat Sebelum Polisi Datang

Kampus UNPRI diduga sengaja ingin menghilangkan barang bukti bak biru yang disinyalir berisi dua mayat

Editor: Array A Argus

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Kampus UNPRI (Universitas Prima Indonesia) Medan diduga sengaja ingin menghilangkan barang bukti berupa bak biru yang disinyalir berisi dua mayat, yang sebelumnya diletakkan begitu saja di lantai 9 kampus.

Adanya indikasi dugaan bahwa pihak kampus UNPRI hendak menutup-nutupi kasus ini terbongkar dari rekaman CCTV yang diperoleh Tribun-medan.com.

Dalam rekaman CCTV yang didapat awak media, terlihat sebuah mobil pikap hitam buru-buru meninggalkan kampus UNPRI pada Kamis (7/12/2023) kemarin, tepat sebelum polisi datang melakukan penggeledahan.

Mobil pikap itu membawa bak biru, yang diduga kuat berisi dua mayat yang sempat viral di media sosial.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fatir Mustafa mengatakan, pihaknya masih mencari keberadaan bak biru yang diduga berisi mayat tersebut. 

"Pada intinya kami akan menyelidiki video viral penemuan mayat di UNPRI sampai tuntas," kata Fathir kepada Tribun-medan.com, Kamis (14/12/2023).

Ia menegaskan, pihaknya saat ini tengah mengumpulkan dan memeriksa seluruh rekaman CCTV yang ada di lokasi, guna mencari jejak keberadaan bak biru diduga berisi mayat yang sempat viral tersebut. 

"Sesuai instruksi bapak Kapolda Sumut agar persoalan ini bisa dituntaskan dan tidak menjadi pertanyaan bagi masyarakat," katanya.

Terpisah, pihak kampus UNPRI sendiri masih memilih bungkam terkait masalah ini.

Mereka hanya berani menyampaikan klarifikasi lewat kanal Youtube tanpa mau menjelaskannya secara langsung pada awak media.

Ahli Forensik Minta Asal Jenazah Diusut 

Ketua Departemen Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU, Asan Petrus mengatakan bahwa pihak terkait harus menjelaskan dari mana asal usul jenazah tersebut. 

"Harus dijelaskan dari mana jenazah itu. Kalau memang keperluan pendidikan, pasti ada dokumen atau berita acaranya, serta syarat-syaratnya itu pasti ada," kata Asan kepada Tribun-medan.com, Kamis (14/12/2023).

Ia menyampaikan, seyogianya jika memang itu benar mayat manusia, seharusnya diletakkan di dalam laboratorium dan tempat yang layak.

"Persoalannya sekarang kan box itu terletak di tempat yang bukan tempat praktik. Jenazah di tempat umum itu tidak boleh," sebutnya.

Menurut Asan, wajar saja pihak kepolisian melakukan penyelidikan lantaran adanya dugaan temuan mayat yang diletakkan di tempat yang tidak semestinya.

"Jadi memang harus ditelusuri jenazah itu dari mana, kemudian jenazah itu didapat dari rumah sakit mana, status jenazahnya bagaimana," ujarnya.

Kalaupun jenazah itu untuk keperluan praktik, statusnya seperti apa.

"Kalau untuk keperluan praktik, status jenazahnya itu tidak dikenal dan sudah setahun tidak ada yang melaporkan, itu baru boleh dipergunakan," pungkasnya.

Sementara itu, dua jenazah yang viral tersebut tidak diketahui dari mana asal usulnya.

UNPRI sendiri hanya berfokus pada alasan soal cadaver (praktik kedokteran) tanpa menjelaskan status dan asal usul dua mayat yang viral di media sosial.

Berbeda dari 5 Mayat Temuan Polisi

Dua mayat yang sempat viral di media sosial disebut-sebut berbeda dari lima mayat yang ditemukan polisi.

Dua mayat yang ada di bak biru dengan kondisi mengambang itu ditemukan di lantai 9 kampus UNPRI.

Sedangkan 5 mayat yang ditemukan polisi, ada di lantai 15 kampus UNPRI.

Lima mayat temuan polisi ini berada di kawasan laboratorium kampus.

Sehingga, pihak UNPRI pun mengatakan bahwa lima mayat itu untuk keperluan cadaver.

Hanya saja, soal dua mayat yang ada di lantai 9 kampus, sampai saat ini masih menjadi misteri.

Keberadaannya pun tidak diketahui, sehingga membuat publik bertanya-tanya.

Dosen Anatomi Fakultas Kedokteran UNPRI, Ali Napiah Nasution mengatakan, bahwa lima mayat yang ditemukan polisi merupakan cadaver yang sudah 15 tahun dipakai untuk keperluan ilmu pengetahuan.

"Saya tegaskan bahwa kadaver-kadaver tersebut berada di fakultas kedokteran universitas indonesia dan dipergunakan sebagai media belajar kadaver anatomi, sejak tahun 2008," kata Ali.

Namun, dalam klasifikasi yang disampaikannya itu, Ali tidak menjelaskan soal perizinan dan asal usul mayat tersebut.

Kapolda Sumut Cengengesan Ditanya Kabar 2 Mayat Hilang

Kapolda Sumut, Irjen Agung Setya Imam Effendi cengengesan saat ditanya kabar mengenai dua mayat yang raib dari kampus UNPRI setelah kasusnya viral.

Terlebih, pihak UNPRI sempat tidak kooperatif saat polisi meminta izin untuk melakukan pemeriksaan.

Ditanya mengenai dua mayat yang kabarnya hilang, Kapolda Sumut kemudian tertawa.

"Hehehe. Penyelidikan. Tentu kita menggaris bawahi dulu kembali bahwa cadaver ini untuk keperluan pembelajaran di fakultas kedokteran," kata Irjen Agung Setya Imam Effendi, sambil tertawa kecil, Kamis (14/12/2023).

Ia mengatakan, pihaknya akan terus mendalami kasus ini, termasuk memeriksa standar perlakuan mayat yang dilakukan oleh UNPRI.

"Penyelidikan sedang berjalan. Nanti akan disampaikan finalnya seperti apa. Proses sedang berjalan," kata Agung.

Ia mengatakan, dirinya berpesan kepada UNPRI agar memperlakukan jenazah dengan baik. 

"Kami harap yang tadi saya sampaikan bahwa kita merawat jenazah dengan sebaik-baikknya," kata jenderal bintang dua ini.

Sempat Klaim Mayat Sebagai Boneka

Enam orang mahasiswa UNPRI sempat membuat sebuah video, yang menyatakan bahwa benda diduga mayat di dalam boks biru lantai sembilan adalah boneka.

Video itu dibuat setelah polisi 'menggeber' penyelidikan kasus mayat tanpa status tersebut.

Karena video itu pula, polisi sekarang mencari keenam mahasiswa tersebut untuk diklarifikasi.

"Itu salah satu yang perlu kami dalami. Mereka bilangnya itu boneka. Tapi kenyataannya jenazah, makanya itu kami dalami dan minta klarifikasi sama yang bersangkutan yang bikin video itu," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, Kamis (14/12/2023).

Fathir menegaskan, bahwa pihaknya masih mencari tahu identitas keenam mahasiswa yang sudah membuat video dimaksud.

Sebab, akibat video yang beredar, suasana makin menjadi gaduh.

"Ini sedang cari tahu siapa yang bikin video. Justru video itu yang bikin pertanyaan-pertanyaan di masyarakat. Jadi kami mau minta klarifikasi dari mereka," ucapnya.

Fathir juga meminta kepada seluruh pihak agar koorperatif kepada pihak kepolisian, agar kasus tersebut bisa segera terungkap.

"Kami harap semua pihak koorperatif. Kita harap yang di dalam video itu juga koorperatif, justru munculnya video itu banyak pertanyaan di masyarakat, itu harus kita jawab," ujarnya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved