Harga Pupuk Subsidi
Sejumlah Petani di Sumut Keluhkan Harga Pupuk Subsidi di Atas Harga Eceran Tertinggi
Para petani di Sumatera Utara (Sumut) mengeluhkan harga pupuk subsidi yang dijual di sejumlah kios dan distributor jauh diatas harga eceran tertinggi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Para petani di Sumatera Utara (Sumut) mengeluhkan harga pupuk subsidi yang dijual di sejumlah kios dan distributor jauh diatas harga eceran tertinggi (HET).
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang, Mulyono mengatakan bahwa saat ini harga pupuk bersubsidi di Sumut telah mencapai Rp 150 ribu per sak atau berukuran 50 kilogram.
Harga tersebut jauh diatas HET yang ditetapkan oleh Pemerintah yaitu sebesar Rp 115 ribu per 50 kilogram.
"Kalau sekarang harga pupuk subsidi urea itu saya beli kemarin Rp 150 ribu per sak di musim ini, kalau HET nya sendiri kalau tidak salah Rp 115 ribu," ujarnya kepada Tribun Medan, Kamis (7/12/2023).
Dikatakan Mulyono, setiap kali dirinya bertanya kepada kios yang menjual pupuk subsidi tentang kenaikan harga pupuk, Mulyono kerap mendapatkan alasan yang tidak logis.
"Berbagai alasan lah yang diberikan kepada kios itu, yang katanya untuk uang transportasi lah, ini lah itu lah jadi kami terima saja lah, karena harga pupuk non subsidi juga mahal," ucapnya.
Untuk penyaluran pupuk subsidi didaerahnya pada musim terakhir di tahun 2023 ini dikatakan Mulyono, cukup terpenuhi dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya meski dengan harga yang cukup mahal
"Kita ada musim panen 3 kali setahun, kalau pembagian di musim ini mencukupi tidak seperti musim yang lalu, karena musim lalu banyak sekali kekurangan, ya mungkin musim ini pemerintah mulai memenuhi hampir 90 persen," katanya
Disampaikan Mulyono, selama hampir dua tahun terakhir Mulyono dan para petani lainnya di Deliserdang sangat sulit mendapatkan pupuk bersubsidi bahkan mereka pernah mendapatkan pupuk palsu.
"Dari tahun 2021 memang sulit betul mendapatkan pupuk subsidi banyak pula pupuk-pupuk palsu lagi," tuturnya.
Sulitnya mendapatkan pupuk subsidi tersebut juga sering diutarakannya kepada kios, namun lagi-lagi pedagang kios menjawab dengan berbagai alasan.
"Kalau kata kios itu jatah subsidi dikurangi pemerintah yang biasanya satu hektar itu dapat 250 kilogram per musim jadi 200 ataupun 100 kilogram, katanya karena pemerintah ingin menggalakan pupuk kompos," sebutnya.
Mulyono berharap, pembagian pupuk subsidi dapat terus berjalan lancar dengan harga yang sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
"Pemerintah juga diharapkan dapat lebih mengetatkan pengawasan terhadap penyaluran pupuk subsidi, kami tidak berharap harga gabah yang tinggi kami hanya pengharapan keuntungan yang sesuai dengan harga produksi," pungkasnya.
(cr10/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
| NASIB Inara Rusli Usai Dituding Pelakor, Kini Dipolisikan Influencer Wardatina, Bawa Bukti CCTV |
|
|---|
| 147 Atlet dari 21 Klub Meriahkan Kejuaraan Tenis Meja Landen Marbun Cup di GOR INTI Medan |
|
|---|
| JOKOWI Dituding Masih Cawe-cawe, Sindiran Ahmad Ali: Ada Nenek-nenek Puluhan Tahun Jadi Ketua Partai |
|
|---|
| CIRI-CIRI Mayat Laki-laki Membusuk di Lahan Kosong, Ada Tato di Kaki Kiri |
|
|---|
| VIRAL Pria Ngaku Anak Propam Bawa Mobil Sitaan Jalan-jalan, Kombes Radjo Harahap: Asbun Aja Itu Anak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Petani-memanen-padi-di-persawahan-Desa-Pematang-Johar-Deliserdang_.jpg)