Bullying

Ibu GRH, Korban Perundungan yang Kini Sakit Parah Minta Orangtua Pelaku Bertanggung Jawab

Hotmaida Manalu, orangtua bocah GRH (13) yang menjadi korban perundungan gusar karena orangtua pelaku yang merundung anaknya tak bertanggungjawab.

Tribunmedan.com/HO
Hotmaida Manalu (kiri), Ibu GRH bocah korban perundungan asal Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Sergai saat ditemui tim unit Kemensos RI Sentra Bahagia Medan, di Rumah Singgah, RS Adam Malik, Medan, Jumat (25/11/2023) lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com,SEIRAMPAH - Hotmaida Manalu, orangtua bocah GRH (13) yang menjadi korban perundungan asal Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) hingga sakit parah, mengaku gusar.

Pasalnya, hingga setahun sang anak jatuh sakit, para pelaku yang merupakan sesama pelajar dan masih di bawah umur tidak mendapat pembinaan.

Para orangtua pelaku juga menurutnya tidak bertanggungjawab.

"Saya mau diinterogasi ulang. Masa orang tuanya pelaku gak ada tanggung jawabnya sama sekali. Kalau dibiarkan anak-anak itu bisa jadi brutal karena lindungan di bawah umur," kata Hotmaida kepada Tribun Medan, Selasa (5/12/2023).

Hotmaida menyebut, jika terus dibiarkan berarti dirinya selalu orangtua korbanlah yang semakin terpuruk. Sementara pelaku bebas tanpa tanggung jawab orang tua nya.

Ia mengaku, dirinya pernah dimediasi di Polres Tebingtinggi bersama perwakilan sekolah, para pelaku, dan orangtua pelaku.

Hanya saja, tidak mendapatkan titik temu dalam proses itu.

"Saya mau anakku dipertanggungjawabkan sampai sembuh. Bila perlu diinterogasi ulang mereka para orangtua pelaku dan saya. Itu yang saya minta," ujarnya.

Hotmaida mengatakan, biaya untuk perobatan sang anak, GRH yang sudah setahun lebih dirawat di RS Adam Malik Medan tidaklah sedikit.

Ia mengaku mesti berhutang kepada orang lain. Belum lagi statusnya sebagai orangtua tunggal mesti merawat anaknya yang lain.

"Soalnya saya juga ada beli obat dari luar BPJS seperti obat portir, chelpot, dan obat yang lain seperti AFC, utskussi. Saya harus merawat anak ku yang lain, belum lagi biaya sekolahnya," ucapnya.

Lebih jauh Hotmaida berharap, para orangtua pelaku mau bertanggungjawab atas apa yang sudah diperbuat oleh anaknya terhadap GRH.

Apa lagi sang anak mesti putus sekolah karena sakit.

Diketahui, GRH menjadi korban perundungan oleh sesama pelajar. Dirinya sering dianiaya sepulang sekolah hingga beberapa kali tidak berani pulang ke rumah sendirian.

Akibat hal itu, ia sempat kejang dan kini sudah setahun lebih dirawat di RS Adam Malik, Medan.

(cr12/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved