Siantar Terkini

Dinas Kesehatan Temukan 226 Anak di Siantar Berada dalam Kategori Stunting

Berdasarkan pengukuran terhadap 11.807 anak di Siantar, Dinas Kesehatan menemukan 226 anak termasuk dalam kategori stunting.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Wali Kota Susanti Dewayani memaparkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui Gerakan Cegah Stunting dan Aksi Bergizi, di hadapan ratusan siswi SMK Negeri 1, di Kantor Camat Siantar Utara, Jalan Patuan Anggi, Kelurahan Sukadame, Selasa (5/12/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Berdasarkan pengukuran terhadap 11.807 anak di Kota Pematang Siantar, Dinas Kesehatan menemukan 226 anak termasuk dalam kategori stunting.

Hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota dalam menekan prevalensi stunting di kota itu.

Kali ini, Wali Kota Susanti Dewayani memaparkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui Gerakan Cegah Stunting dan Aksi Bergizi, di hadapan ratusan siswi SMK Negeri 1, di Kantor Camat Siantar Utara, Jalan Patuan Anggi, Kelurahan Sukadame, Selasa (5/12/2023).

Susanti memaparkan bahwa stunting ini dilakukan terhadap anak yang memiliki masalah kompleks, mulai tumbuh kembangnya terganggu, IQ di bawah standar dan hal-hal lainnya.

Hubungannya dengan remaja putri, lanjut dr Susanti, sangat erat karena nantinya mereka akan menjadi seorang ibu. Dimana, anak yang sehat biasanya akan lahir dari ibu yang sehat.

"Sehingga kegiatan ini untuk mempersiapkan para siswi yang nantinya menjadi ibu yang sehat," terang dr Susanti.

Masih kata dr Susanti, ibu yang sehat harus dipersiapkan. Pemerintah pusat hingga pemerintah daerah memiliki tanggung jawab yang besar dalam mempersiapkan generasi-generasi yang akan datang. Sehingga dalam mencegah Stunting, para remaja putri harus sehat.

"Nantinya, para siswi akan diberi tablet penambah darah dan makanan yang sehat serta olahraga yang cukup, maka gabungan itu semua akan semakin bermakna," tambahnya.

Tidak lupa, dr Susanti mengajak para siswi untuk menghindari makanan cepat saji. Ia juga menekankan kepada kaum ibu bahwa ibu yang sehat akan melahirkan anak yang sehat, sehingga terhindar dari stunting.

"Dan akan melahirkan generasi yang kuat untuk Indonesia yang tangguh," sebut dr Susanti sembari membuka acara Germas melalui Gerakan Cegah Stunting dan Aksi Bergizi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar drg Ima Suryani MKM dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini untuk pencegahan dan penurunan Stunting. Data Studi Kasus Gizi Indonesia, angka prevelensi Stunting di Indonesia tahun 2022 di angka 21,6 persen.

"Salah satu penyebab anak Stunting yakni anemia pada remaja dan ibu hamil yang dapat dicegah secara dini dan rutin mengonsumsi tablet penambah darah," terang Irma.

Saat ini, tambahnya, di Kota Pematang Siantar terdapat 226 anak Stunting dari hasil pengukuran terhadap 11.807 balita, yang tercatat dalam pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat secara elektronik.

Kegiatan diisi dengan pemberian tablet tambah darah secara simbolis kepada siswi SMK Negeri 1 Kota Pematang Siantar.

Momentum kehadiran dr Susanti dimanfaatkan siswi SMK Negeri 1 untuk berfoto. Mendengar permintaan berfoto, dr Susanti dengan senyum khasnya mengamini permintaan seluruh siswi SMK.

Hadir pada acara ini, mewakili Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Mega Karyati SKM MKes, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Setdako Pematang Siantar Dra Happy Oikumenis Daely, pengurus TP PKK Kota Pematang Siantar, Camat Siantar Utara Irwansyah Saragih, Forkopimcam Siantar Utara, dan sejumlah Kepala Puskesmas.

(alj/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved