Sumut Terkini

Antisipasi Lonjakan Harga pada Nataru, Disperindag ESDM Sumut Gelar Pasar Murah

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara (Sumut) gelar pasar murah.

TRIBUN MEDAN/HO
Ilustrasi pasar murah. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara (Sumut) gelar pasar murah guna mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Guna mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara (Sumut) gelar pasar murah.

Gerakan pasar murah tersebut dilakukan di 20 Kabupaten/ Kota di Sumut dengan total frekuensi sebanyak 59 kali.

"Jadi kita sudah cukup siap menghadapi Nataru, kesiapan itu bisa kita buktikan dengan gerakan pasar murah dan sudah kita mulai, sehingga persiapan masyarakat untuk menyambut Nataru ini sudah cukup tersedia bahan pokok untuk kebutuhan mereka," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag ESDM Sumut Sujatmiko kepada Tribun Medan, Rabu (29/11/2023).

Dikatakannya, saat ini harga sejumlah bahan pokok memang terpantau naik, seperti halnya cabai merah yang sudah berada di atas harga acuan tertinggi. Namun untuk ketersediannya cukup dan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Nataru.

"Untuk ketersedian cabai merah di Sumut cukup memadai hingga Desember ini, karena tidak terpengaruh dengan perubahan cuaca ekstrem, tetapi di daerah lain banyak yang tidak memiliki ketersediaan sehingga para petani menjual cabai ke daerah lain dengan harga yang tinggi dan menyebabkan harga di Sumut ikut terpengaruh," ucapnya.

Sedangkan untuk kenaikan harga beras, dikatakan Sujatmiko, disebabkan oleh beberapa faktor satu diantaranya adalah produksi gabah yang menurun akibat banjir di beberapa daerah sentral produksi.

"Kalau beras sendiri kita ada penyanggah yaitu Bulog dengan harga Rp 11 ribu, kalau kenaikan saat ini memang ada beberapa faktor salah satunya banjir kemarin jadi produksi gabah menurun, sedangkan permintaan gabah cukup tinggi di tingkat penggiling, akhirnya yang menyerap gabah hanya pemain besar dengan penawaran harga tinggi," ungkapnya.

Saat ini harga beras premium di Sumut mencapai Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per kilogram, sedangkan beras medium lokal dibandrol Rp 12.500 per kilogram dan untuk beras Bulog dipatok Rp 11 ribu per kilogram.

Sementara itu, untuk kenaikan harga gula yang saat ini sudah mencapai Rp 17 ribu per kilogram di tingkat konsumen, Sujatmiko menyampaikan, hal itu lantaran terjadinya penurunan hasil produksi gula baik di Nasional maupun Sumut.

"Kemudian permintaan meningkat menjelang Nataru ini, banyak masyarakat yang ingin membuat kue, kemudian kita juga belum berani impor karena harga gula di Internasional juga cukup tinggi dan bahan baku untuk memproduksi gula juga tidak ada," katanya.

Dia menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak panic buying dengan memborong semua kebutuhan pokok, karena pihaknya dan sejumlah stakeholder lainnya akan terus berusaha menstabilkan harga serta memastikan pasokan bahan kebutuhan pokok di Sumatera Utara tetap aman.

"Jangan menimbun karena itu akan mempengaruhi ketersediaan di pasaran, begitu juga para pedagang jangan menimbun untuk mendapatkan keuntungan yang lebih," pungkasnya.

(cr10/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

IKuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved