Bulog
Cadangan Gula di Gudang Bulog Sumut Menipis, hanya Cukup hingga Akhir November 2023
Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) melaporkan saat ini ketersediaan gula konsumsi di gudang Bulog mulai menipis.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN -Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) melaporkan saat ini ketersediaan gula konsumsi di gudang Bulog mulai menipis.
"Ketersediaan gula kita hingga hari ini sudah mulai menipis," ujar Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu kepada Tribun Medan, Kamis (9/11/2023).
Arif mengatakan, hingga Kamis (9/11/2023) gula konsumsi di gudang Bulog Sumut hanya tersedia sebanyak 190 ton.
Ketersediaan gula konsumsi tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut hingga akhir bulan November 2023.
"Gula stok kami tinggal 190 ton, hanya cukup kurang lebih untuk sebulan ini saja," ucapnya.
Oleh karena itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat, Perum Bulog Sumut bersama KPPU akan mengundang para distribusi dan produsen gula untuk berdiskusi dan mencari ketersediaan gula.
"Besok kami akan mengadakan pertemuan di Kantor KPPU bersama para distribusi dan produsen termasuk PTPN II, untuk berdiskusi dan mencari ketersediaan gula untuk menambah stok, supaya kita juga tau berapa ketersediaan gula di Sumut ini," katanya.
Menurut Arif, menipisnya ketersediaan gula konsumsi yang terjadi saat ini menjadi salah satu pemicu kenaikan harga gula di tingkat konsumen.
"Iya kenaikan harga gula terjadi karena stoknya yang menipis," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag ESDM Sumut Sujatmiko menuturkan, menipisnya ketersediaan gula konsumsi saat ini akan menyebabkan kenaikan harga gula yang tertahan hingga akhir tahun 2023.
Diketahui, saat ini gula konsumsi di Sumut dibanderol dikisaran harga Rp 15 ribu hingga Rp 18 ribu di tingkat konsumen.
Harga tersebut jauh di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) yaitu Rp 14.500 per kilogram.
"Saya yakin harganya belum bisa diturunkan sepanjang PTPN II tidak menggiling atau memproduksi gula di Sumut, mereka akan kembali menggiling pada Januari 2024, jadi harga gula akan tertahan hingga akhir tahun," katanya.
Menurutnya, ketersediaan gula yang menurun juga disebabkan oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah kualitas dan ketersediaan bahan baku.
"Tidak adanya bahan baku, serta adanya fenomena cuaca ekstrem elnino di beberapa daerah di Indonesia yang menyebabkan kekeringan, jadi tebu kalau tidak ada airnya tentu produksinya menurun," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ketersediaan-gula-di-ritel-modern11.jpg)