Sosok Lily Dorianty Purba, Aktivis Perempuan dan Advokat Hak Azasi Manusia

TRIBUN-MEDAN.COM,- Lily Dorianty Purba, ia adalah anak bangsa yang mengukir sejarah sebagai pahlawan kesetaraan gender dan advokat hak asasi manusia.

Sejak mengawali perjalanan gemilangnya hingga detik terakhir perjuangannya, ia menandai kehadiran keberanian, ketekunan, dan kegigihan dalam mengangkat isu-isu yang mempengaruhi perempuan, anak-anak, pekerja migran, dan masyarakat secara luas.

Lahir pada tahun 1963, Lily mengukir prestasi gemilang di panggung global.

Menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 1985, ia memasuki ranah pembangunan dan gender dengan memperoleh gelar Master di University of East Anglia, Inggris pada tahun 1999.

Gelar tersebut membawanya ke panggung dunia sebagai konsultan gender dan pembangunan bagi organisasi internasional serta LSM di Indonesia.

Ketika menggenggam timbangan kesetaraan gender, Lily terlibat dalam berbagai misi; mulai dari memberikan masukan terkait kesetaraan gender untuk Program dan Proyek Pembangunan, hingga mengawal proyek-proyek pengembangan organisasi.

Sebagai konsultan yang visioner, ia tidak hanya mengamati permasalahan tetapi juga menggali solusi dengan menyelipkan dimensi gender dalam penganggaran, perencanaan strategis, dan isu disabilitas.

Namun, ketertarikan Lily tidak terbatas pada konsultasi semata.

Ia merentangkan sayapnya sebagai agen perubahan dalam berbagai lembaga.

Sejak tahun 1998, bersama Urban Community Mission, Lily mulai menari di arena gerakan sosial Jakarta.

Di sini, ia tak hanya berbicara, tetapi bertindak.

Bersama para buruh, ia menggali isu-isu pengorganisasian, pelatihan, dan advokasi, menciptakan jejak pertama keberpihakan pada hak-hak pekerja.

Tak terhenti di situ, Lily terus melangkah sebagai Komisioner Komnas Perempuan dari tahun 2003 hingga 2006, memberikan fokus pada pendidikan dan pelatihan tentang hak asasi manusia serta kekerasan berbasis gender.

Namanya juga merasuk dalam manajemen Dana Integrasi Gender Sosial di PSU-CIDA, memantapkan posisinya dalam advokasi hak-hak pekerja perempuan di Indonesia, bahkan hingga perjuangan hak-hak pekerja migran di Asia.

Perjalanan Lily tak terbatas dalam batas-batas negara.